Jangan Salah Hijrah
kontenislam.com - Sudah hijrah, tapi masuk ke jama'ah tahdzir; akhirnya tidak ada yang lebih nikmat selain munculnya kesalahan dari da'i di luar kelompoknya, itu layaknya kesempatan emas untuk dijadikan sebagai ajang unjuk ketajaman lisan yang menandakan bahwa ada masalah dengan kajian dan hijrahnya.
Berlomba-lomba membuat tulisan untuk menyerang da'i yang bersalah; kalimat "kafir" keluar dari lisan dan tulisan mereka, lisan yang baru ngaji sebulan dua bulan, musibah apa ini! Apakah ini yang disebut dengan sufahā'ul ahlam?!
Tapi seperti itulah hukumnya, jika orang yang dituduh kafir terlepas dari tuduhan itu, maka tuduhan kafir itu akan kembali kepada orang yang mengatakannya. Ittaqillah yaa ikhwah.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا كَفَّرَ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا
"Jika salah seorang mengkafirkan saudaranya, maka sungguh kekufuran itu akan kembali ke salah satu di antara keduanya" (HR. Muslim)
Hijrah menjadikan hidupnya sempit, menyempitkan rahmat Allah yang luas hanya untuk kalangan sendiri saja.
Oleh karenanya, sudah sering dikatakan bahwa tekankan adab, Tazkiyatunnufus dan tauhid dulu kepada jama'ah dan murid yang baru hijrah. Jangan langsung ajak mereka ke ranah "tahdzir" dan "takfir" serampangan, bahaya jadinya. Karena mereka masih baru-baru mengenal sunnah, masih belum terlalu stabil dalam menyikapi perbedaan, sifat buruk sebelum hijrahnya terkadang masih mengiang dan datang menghantui.
Ketika mereka ditarik untuk bergelut dengan masalah tahdzir dan takfir serampangan; jangan heran, jika penyanyi rokcer yang baru hijrah menjadi jama'ah tahdzir sudah berani mengkafirkan para da'i, menyesatkan para da'i; yang mana itu buah dari tajamnya lisan dan hasad yang sudah dipupuk oleh gurunya dengan dalih "syubhat", "manhaj" dll.
Miris lihat keadaan ikhwah yang salah hijrah, hijrah masuk jama'ah tahdzir; sebelum hijrah walaupun "miring" masih bagus lisannya terhadap saudaranya, tapi setelah kenal yang namanya "manhaj" lisannya semakin terasah untuk menjatuhkan kaum muslimin; sehingga jika tidak bertobat ia akan menghadap Allah dalam keadaan penuh tuntutan yang akhirnya ditebus dengan segala kebaikannya. Nauzubillah billah.
Akhukum Fitra Hudaiya NA
