Oleh: Ustadz Maaher At-Thuwailibi
kontenislam.com - Pada garis vertikal, Ustad Yusuf Mansur adalah orang baik, orang shalih. Punya jasa terhadap pendidikan anak-anak ibu pertiwi di masa kini yang dikemudian hari menjadi para penghafal qur’an, da’i, dan da’iah. Tapi ntah kenapa, sejak dulu kami sudah kurang respek dengannya. Andai ada 1000 Ustad Abdul Somad yang memuji-mujinya, kenyamanan dan respek itu tetap belum muncul. Wajar, setiap orang pasti punya sisi subjektifitas.
Orang beriman itu punya bashirah, punya firasat. Seakan-akan bisa melihat mana orang yang dakwahnya murni Li-Lillahi ta’ala (hanya untuk Allah) dan mana orang yang dakwahnya Li-Ajli Ghairih (karena kepentingan lain). Karena dakwah itu ada tiga: Ad-Da’watu Ilayya (mengajak orang kepada diriku), Ad-Da’watu Ilaina (mengajak orang kepada kelompok-ku/partai-ku/bisnis-ku), dan Ad-Da’watu Ilallah (mengajak orang kepada Allah).
Paytren, sebuah bisnis semacam Multi Level Marketing yang setidaknya kontroversi. Sejumlah ahli fiqih Muamalah kontemporer meyatakannya HARAM. Tapi MUI yang diketuai Pak Ma’ruf Amin (calon wakil presiden 2019 No Urut 1) membolehkannya. Wajar, jika kini ia terpaksa harus ‘berbalas saja’ pada fihak-fihak yang melanggengkan bisnis duniawinya. Sebentar-sebentar klarifikasi, sebentar-sebentar konfirmasi. Semua data dan fakta mudah didapat. Gaya “cari aman” ala bisnisman (apalagi sedang kepepet) itu sebenarnya bukan sesuatu yang sulit untuk dicerna.
Sebenarnya, banyak sisi yang tidak diketahui ummat tentang sosok Ustad Yusuf Mansur ini berikut “skandal” apa saja yang terjadi dibalik layar, tapi hal itu tidak layak untuk menjadi konsumsi publik mengingat kehormatan dan nama baik seorang USTAD KONDANG yang namanya masuk no urut ke tiga ulama berpengaruh terhadap Pilpres versi Survei si Liberalis Deny Januar Ali via LSI. Kepentingan-kepentingan yang mengitari sesorang membuat dirinya sulit UNTUK MEMEGANG PRINSIP; dalam bahasa agama disebut MUDZABDZAB.
Baca Juga: Mampir ke Markas Timses Jatim, Ustaz Yusuf Mansur Doakan Jokowi Menang
Kaum intelektual bisa menilai, Ulama yang sangat berpengaruh di indonesia ini justru HRS. Saking berpengaruhnya, beliau mampu mengumpulkan 7,5 juta ummat islam di monas untuk tuntut keadilan atas penista Agama. Beliau mampu melawan politik kotor 9 cacing penjajah ekonomi di negeri ini. Ditambah lagi, para da’i yang disebut dalam Survei itu justru HORMAT DAN PATUH PADA KOMANDO SANG CUCU BAGINDA NABI.
Tak perlu kuliah ilmu pengetahuan survei kuantitas untuk sekedar menganalisa hal semacam ini. Hasil Survei LSI Denny Januar Ali adalah hasil survei yang seakan mengandung intrik adu domba. Upaya menurunkan kredibilitas HRS sudah menjadi visi-misi kalangan liberalis dan islamphobia dari masa ke masa. Untungnya, Ustad Abdul Somad justru TIDAK TERPANCING dengan politik kelas teri semacam ini. Walhamdulillah.
