Hasrat bagi-bagi kekuasaan yang tak bisa dihindari di lingkaran elite termasuk pada pos-pos strategis di BUMN seringkali menjadikan blunder. Prinsip ‘the right man in the right place’ yakni menempatkan orang sesuai keahliannya tidak diindahkan karena ingin berbagi ‘kue’ kekuasaaan.
Isu ini mencuat seiring adanya kabar rencana pergantian Direksi PT Pertamina yang sempat disinggung Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Nama Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama tidak termasuk dalam rencana pergantian direksi PT Pertamina (Persero).
Arya mengisyaratkan adanya pergantian dalam jajaran eksekutif perusahaan pelat merah tersebut. “Kalau pun ada nanti sedikit-sedikit(perombakan). Lihat saja,” katanya, pekan lalu.
Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain dan tokoh masyarakat lainnya menyoroti penempatan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ahok sebelumnya digadang-gadang mampu membuat Pertamina berubah, terutama membabat habis mafia migas.
“Ahok dilantik jadi Komisaris Utama Pertamina katanya utk berantas Mafia Migas. Tapi katanya MAFIA MIGAS sudah diberantas dengan dibubarkannya PETRA(L). Kok semrawut gitu, ya?” ujarnya di Twitternya, Selasa (9/6).
Dia juga mempertanyakan pembubaran Petra(l) yang selama ini dibangga-banggakan sebagai bentuk runtuhnya mafia migas di tubuh Pertamina. Namun, ternyata masih ada mafia yang harus diberantas.
“Petra(l) bubar dibanggakan sbg bubarnya MAFIA. Kok masih ada Masih Ada Mafia yg Mau dihajar Ahok? Bisa jelaskan?” tanyanya.
Sebagai bekas kepala daerah yang dinilai keras terhadap berbagai peluang adanya korupsi, Ahok tentunya diharapkan bisa menjadi penggerak untuk membersihkan korupsi dan keberadaan mafia migas di BUMN strategis itu. Apalagi jika menengok perusahaan migas milik tetangga Malaysia, Petronas, yang sudah sedemikian besar dan maju.
Senada itu, tokoh masyarakat Papua, Christ Wamea juga mempertanyakan keberadaan mantan Gubernur DKI Jakarta itu di Pertamina. Ia menilai keberadaan Ahok di Pertamina belum terlihat kiprahnya dan hanya bisa memaki saja.
“Hebatnya Ahok adalah cuma bisa maki2 saja,” tuturnya di akun resminya.[indonesiainside]
