Jokowi Diwanti-wanti Resesi di Depan Mata

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersiap menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali diingatkan mengenai ancaman resesi akibat pandemi COVID-19. Kali ini peringatan itu datang dari mulut Ketua MPR Bambang Soesatyo.

Bambang berbicara tentang kondisi perekonomian yang porak-poranda akibat pandemi COVID-19. Ia mengatakan, memburuknya ekonomi di Indonesia sudah tercermin dalam catatan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 yang terkontraksi -5,32%. Menurut pria yang kerap disapa Bamsoet itu resesi sudah di depan mata.

"Memburuknya perekonomian tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pertumbuhan ekonomi global yang merosot tajam karena terganggunya aktivitas perekonomian akibat pandemi Covid-19. Bank Dunia melansir bahwa resesi sudah hampir pasti terjadi di seluruh wilayah ekonomi dunia," ujarnya di gedung DPR, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Bamsoet yang mengutip lembaga internasional mengatakan resesi akibat COVID-19 ini merupakan yang terburuk dalam sejarah sejak Perang Dunia II. Bahkan, dalam outlook yang dipublikasikan pada bulan April 2020, resesi kali ini lebih dalam daripada era Great Depression pada tahun 1930-an.

"Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) pun melansir proyeksi yang sama. Dalam laporan terbarunya, OECD menyebut, pandemi COVID-19 semakin membuat dunia terseret dalam jurang resesi terburuk di luar periode perang dalam 100 tahun," tambahnya.

Bamsoet melanjutkan dampak ekonomi akibat virus corona sangat buruk sekali. Pemulihannya akan lambat dan krisis akan memiliki dampak yang bertahan lama, secara tidak proporsional mempengaruhi golongan masyarakat yang paling rentan.

Menurutnya hal itu perlu diatasi segera. Jika tidak efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor, mulai dari macetnya kredit perbankan hingga lonjakan inflasi yang sulit dikendalikan atau sebaliknya deflasi yang tajam karena perekonomian tidak bergerak.

"Kemudian, neraca perdagangan akan menjadi minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa. Dalam skala riilnya, dampak resesi terhadap sebuah negara adalah meningkatnya pengangguran, anjloknya pendapatan, meningkatnya angka kemiskinan, merosotnya harga aset seperti pasar saham atau properti, melebarnya angka ketimpangan, tingginya utang pemerintah bersamaan dengan penerimaan pajak yang anjlok, serta produksi yang hilang secara permanen, dan bisnis gulung tikar," ucapnya.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengingatkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengatasi ancaman krisis pangan di tengah pandemi Corona (COVID-19).

"Hal lain yang perlu mendapat perhatian kita semua adalah peringatan dari Food and Agricultural Organization (FAO), mengenai ancaman krisis pangan akibat pandemi COVID-19," kata Ketua MPR Bambang Soesatyo.

Pria yang akrab disapa Bamsoet ini menjelaskan potensi ancaman krisis di tengah pandemi Corona bisa terjadi karena masing-masing negara akan mengamankan kebutuhan pangannya masing-masing.

"Pertarungan dalam memenuhi dan mengawal ketersediaan pangan akan menjadi penentu gerak bandul geopolitik global. Kondisi ini memaksa setiap negara merancang politik pangan, pertama-tama, untuk kepentingan domestiknya," jelasnya.

Oleh karena itu, MPR mengingatkan bahwa produksi pangan dalam negeri menjadi fokus utama. Fasilitas produksi, seperti mesin dan peralatan pertanian, subsidi pupuk dan benih, serta fasilitas pendukung produksi lainnya, perlu menjadi prioritas bagi peningkatan produksi dalam negeri.

Hal itu, dikatakan Bamsoet, mengingat 93% mayoritas petani Indonesia adalah petani kecil, maka fasilitas dan bantuan sangat dibutuhkan agar mereka terbantu untuk meningkatkan kinerja produksinya.

"Dalam situasi pandemi saat ini, selain fasilitas atau bantuan, diperlukan juga protokol produksi yang dapat menjamin kualitas dan keamanan pangan yang terbebas dari COVID-19," ungkapnya.[detik]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close