Pegang Dana Darurat Sekarang, Biar Kuat Saat Resesi Tiba

Petugas menghitung uang setoran tunai di Kantor Cabang Pembantu Bank BNI, Jakarta Pusat, Rabu (8/8/2012). File/detikFoto


Ancaman resesi sudah di depan mata. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 sudah minus 5,32%.

Jika di kuartal selanjutnya pertumbuhan ekonomi kembali minus, maka Indonesia resmi jatuh ke jurang resesi.

Salah satu hal yang penting untuk dipersiapkan masyarakat dalam menghadapi resesi adalah dana darurat berbentuk uang tunai atau simpanan likuid. Proporsinya pun disesuaikan dengan kondisi masing-masing masyarakat.

Misalnya, menurut Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Andy Nugroho bagi masyarakat yang masih lajang perlu menyiapkan dana darurat 3 kali dari gaji bulanan, sementara yang sudah berkeluarga 6 kali dari gaji bulanan.

"Tapi itu angka ideal, kan angka yang besar juga untuk mengumpulkan sedemikian besar. Kalau mereka nggak punya uang tunai, misalnya logam mulia, itu bisa dianggap sebagai cadangan dana darurat, atau investasi lain yang gampang dicairkan seperti deposito," ungkap Andy kepada detikcom, Sabtu (8/8/2020).
Baca juga:
Ancaman Resesi Kian Nyata, Masyarakat Mesti Ngapain Nih?

Andy menjelaskan, dana darurat ini sangat diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian ketika adanya resesi. Apalagi ketika gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan tanpa gaji kembali muncul akibat resesi.

"PHK paling nggak masih ada pesangon. Tapi kan yang repot kemarin kan ada yang dirumahkan, jadi cuti di luar tanggungan perusahaan. Status karyawan tidak diberhentikan, tapi perusahaan tidak memberikan gaji kepada mereka, kalau itu kan repot. Nah di saat itulah dana darurat akan bekerja," ujarnya.

Pasalnya, menurut Andy, ketika seseorang mengalami penurunan pendapatan, atau pun tak lagi memiliki pendapatan, kewajiban cicilan atau tagihan yang dimiliki tak akan berkurang.

"Sambil mereka mencari pekerjaan baru, mereka bisa memenuhi kebutuhan untuk beberapa bulan ke depan. Karena dengan mereka nggak punya pendapatan, kan tagihan akan tetap ada," imbuh Andy.

Dihubungi secara terpisah, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira juga mengatakan hal serupa.

"Tujuan memegang dana darurat apabila terjadi kondisi yang menekan keuangan pribadi seperti di-PHK secara mendadak oleh perusahaan, dirumahkan tanpa digaji. Atau bagi pengusaha, omzet alami penurunan karena daya beli loyo dan perlu membiayai operasional perusahaan dari kantong sendiri," terang Bhima kepada detikcom.

Selain itu, di tengah krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19 ini dana darurat juga dibutuhkan jika sewaktu-waktu ada anggota keluarga yang sakit.

"Dana darurat juga diperlukan ketika penyebaran pandemi masih jadi ancaman. Ketika ada anggota keluarga sakit pastinya butuh uang untuk merawat dan disaat yang bersamaan iuran BJPS Kesehatan kan naik. Jadi perlu disimpan dana darurat dalam bentuk cash agar ketika emergency langsung bisa dimanfaatkan," pungkas Bhima.[detik]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close