Sebut Pemerintah Ciptakan Konflik Ideologi, Fahri Hamzah: Ongkos Jadi Presiden Rp 20 Triliun

Indikasi Jokowi Bakal Tinggalkan PDIP, Firman Daeli: Bisa Jadi 

KONTENISLAM.COM - Pendiri Partai Gelora Fahri Hamzah pernah mengatakan sulitnya untuk mendaftar sebagai presiden. Sebab ongkos politik yang harus dimiliki sangat besar.

“Presiden tidak bisa digantikan dengan wali kota, gubernur, atau negara lain. Karena itu, ongkos menjadi presiden Rp 20 triiliun. Ini pekerjaan yang berat,” ujar Fahri dalam channel YouTube Fahri Hamzah Official, beberapa waktu lalu.
 
Bahkan untuk menjadi calon presiden membutuhkan banyak uang. Sebab tiket untuk menjadi calon presiden mahal sekali dan belinya ke partai.

“Tiketnya mahal, jadi kita sendiri ga bisa (beli) karena mahal, sabar aja. Kalo tiketnya tanda tangan rakyat 100 orang, saya yakin bisa gampang dapat tiketnya,” ucap dia.

“20 persen belinya di partai-partai, cash and carry. Jadi, kita bisa berdebat tapi ga punya panggung,” ucap dia.

Karena itulah beberapa tahun lalu, ia bersafari membuat acara Fahri Voice Netizen. Salah satunya di Ambon.

“Saya orang media sosial. Saya paling suka twitwar, saya suka menyerang orang-orang yang dipuji orang. Ini sifat jelek saya. Kalau ada orang yang banyak dipuji, saya serang karena saya lihatnya seperti berhala. Seperti zaman nabi Ibrahim, ada berhala dihancurkan, dipatahkan lehernya,” tutur dia.

“Sama seperti KPK, dipuji orang, saya ga suka, saya serang. Saya tunggu, berani balas ga, ternyata ngga.
Tangkap sana sini, tapi kerugian negara ga dibalikin,” tutur dia.

Misalnya, kasus Freeport yang dikatakan rugi Rp 185 triliun, namun tak ada satu pun yang ditangkap.

Lalu kasus Century, rugi Rp 6,7 triliun, namun yang jadi tersangka cuma satu orang.

Begitupun kasus Pelion 2 yang dikatakan kerugiannya Rp 3,08 triliun, tapi masih bebas.

“Lalu Sumber Waras Rp 183 miliar tapi ga diurusin padahal ada temuan BPK,” tutur dia.

Politisi Partai Gelora Indonesia buka-bukaan tentang karakter tiga presiden di Indonesia. Yakni Soekarno, BJ Habibie, dan Jokowi.

Buatnya, mereka bertiga memiliki kelebihannya masing-masing. Meskipun Fahri lebih banyak melontarkan kritik pedas pada Jokowi.

Fahri mengatakan, Habibie digambarkan media barat sebagai seseorang yang tidak baik. Hingga suatu hari wartawan CNN asal Filipina datang mewawancarai Habibie.

“Dia kaget, ternyata Habibie orang yang pintar dan santun. Dia sampai berkata, ‘Mr President, can I touch you?’. Wartawan tersebut kemudian dipeluk oleh Habibie,” tutur Fahri dalam akun YouTubenya yang ditayangkan beberapa waktu lalu.

“Wartawan itu bilang (ke Habibie), ternyata kami manusia biasa,” tutur Fahri.

Beruntungnya, sekarang banyak channel, sehingga orang tidak mudah digiring dalam satu pemberitaan.

Ia kemudian membahas Soekarno. Presisen Indonesia itu tidak pernah meninjau proyek. Pakaiannya pun selalu rapi.

Tapi dia kumpulkan ribuan pulau dalam satu kesadaran nasionalisme dan perasaan senasib dan sepenanggungan.

Karena yang penting jalan pikiran. Bagaimana Indonesia menggabungkan Jawa, Sumatera, dan lainnya.

“Jadi kalau ada presiden ngomongin jalan raya bukan jalan pikiran, dia sedang memecah belah Indonesia,” tutur dia.

Ia kemudian menyindir Jokowi yang kerap dinilainya pencitraan. Bagaimana presiden mengenakan kemeja putih yang lengennya digulung untuk menggambarkan tentang kerja.

Kemudian di kepalanya ada helm lalu mengecek proyek. Tentunya tugas presiden lebih besar dari itu.

“Itu tugas lurah. Presiden punya tugas lain. Saya katakan ini terus terang, siapa yang mau debat soal ini silahkan. Termasuk para profesor yang mendukung (Istana),” tutur dia.

Video yang diposting dua tahun lalu tersebut, kini beredar kembali di media sosial. Terutama potongan video terkait Habib Rizieq dan Jokowi.

Menurut netizen, dalam pertemuan ini, Fahri Hamzah juga membahas tentang konflik ideologi yang diciptakan Jokowi.

“Pak Jokowi menciptakan konflik ideologi. Apa sekarang hasilnya?” tutur Fahri Hamzah dalam video tersebut.

Ia kemudian mencontohkan dalam pengurusan Habib Rizieq.

“Cuma ngurus Habib Rizieq, yang tadinya ga terkenal, bukan siapa-siapa, dijadiin musuh negara. Dibikin rekayasa, jadi konflik besar seperti sekarang ini, jadilah Habib Rizieq jadi tokoh besar.”

“Setelah itu bingung sendiri bagaimana mengatasinya. Kenapa bikin konflik ideologi,” tutur Fahri Hamzah dalam video tersebut.

Dalam Twitter pribadinya, Fahri Hamzah mengomentari video tersebut, ia mengungkapkan video diambil sekitar tahun 2017 dan kini sudah tahun 2020.

“Video Ini kira2 2017…sekarang 2020. Oi jakarta Tell me…” tulis dia.
 
Sumber: pikiran-rakyat

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close