Joman: Pernyataan Abu Janda Bersifat Pribadi, Jangan Kaitkan ke Jokowi

Relawan Ahok dari komunitas Batman Immanuel Ebenezer 

KONTENISLAM.COM - Cuitan 'evolusi' Permadi Arya atau Abu Janda yang ditujukan ke Natalius Pigai menuai kontroversi. Di sisi lain, Abu Janda dinilai kebal hukum karena dekat dengan kubu Jokowi.

Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer meminta publik tidak mengait-ngaitkan Abu Janda dengan Jokowi. Menurut Immanuel, pernyataan dan sikap Abu Janda adalah bersifat pribadi.

"Sikap Abu Janda itu tidak mewakili pandangan presiden, apalagi presiden bukan sebagai YouTuber. Presiden sibuk mengisi bagaimana isi perut bangsa ini sehat, makmur dan sejahtera, apalagi beliau lagi konsentrasi bagaimana meminimalisir, bagaimana penyebaran virus Corona," kata Immanuel saat dihubungi detikcom, Jumat (29/1/2021).

"Substansinya apa yang dilakukan oleh Abu Janda itu tidak mewakili sikap presiden, itu mewakili sikap dan pandangan Abu Janda secara pribadi," sambungnya.

Sementara itu, Immanuel menepis bahwa Abu Janda dekat dengan kubu Jokowi. Ia juga menegaskan bahwa semua warga sama di hadapan hukum dan tidak ada yang kebal hukum.
 
"Abu Janda ini tidak dekat dengan kubu Jokowi, Abu Janda ini dekat dengan NKRI, melekat dengan budaya bangsa ini, sama halnya saya. Saya pendukung Jokowi, tapi bukan berarti apa yang saya lakukan itu kebal hukum di republik ini, tidak ada yang kebal hukum di republik ini. Jangan mentang-mentang kita pendukung Jokowi kemudian orang mengasosiasikan kita kebal hukum, tidak mungkin. Ambroncius itu jelas-jelas ditindak polisi kok, itu ditindak tegas, apalagi Abu Janda," paparnya.

Lebih lanjut, Immanuel menilai bahwa konten-konten Abu Janda adalah sebuah politik seni. Konten-konten Abu Janda ini merupakan perlawanan terhadap kelompok intoleran.

"Tapi saya yakin apa yang dilakukan dia bukan karena dia kedekatannya dengan Presiden Jokowi, tapi saya lebih melihatnya karena kedekatannya dia terhadap NKRI dan dia tokoh yang menurut saya punya keberanian melawan kelompok intoleran dengan konten-konten lawaknya dan saya mengapresiasi politik seni yang dilakukan oleh Abu Janda yang nggak mampu dilakukan oleh kelompok intoleran. Saya melihatnya orang-orang yang melaporkan Abu Janda ini orang-orang yang tidak punya kemampuan politik seni," tuturnya.

Imanuel kemudian menanggapi soal laporan pihak KNPI terhadap Abu Janda. Menurutnya, KNPI seharusnya menilai secara objektif terhadap apa yang disampaikan Natalius Pigai yang menurutnya cenderung rasis.

"Tapi dalam hal ini saya juga harus objektif melihat kasus ini. Kawan-kawan KNPI juga harus objektif juga melihat ada beberapa diksi yang disampaikan oleh Natalius Pigai itu bernada rasis juga dan saya belum melihat konten yang disampaikan Abu Janda bernada rasis, tidak. Artinya gini, kalau kita siap masuk dalam ruang politik ya ada konsekuensi politik, ada konsekuensi sosial di mana kritik dengan gimmick-gimmick, saya juga diancam dibunuh biasa biasa aja, artinya jangan terlalu baper," tuturnya.

Sebelumnya, Abu Janda dilaporkan oleh KNPI ke Bareskrim Polri karena cuitan 'evolusi' yang ditujukan ke Natalius Pigai. Laporan tersebut bernomor: LP/B/0052/I/2021/Bareskrim pada Kamis 28 Januari 2021. Abu Janda dilaporkan atas dugaan melanggar Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal 27 ayat (3) dan/atau Pasal 45 A ayat (2) juncto Pasal 25 ayat (2) dan/atau Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Kebencian atau Permusuhan Individu dan/atau Antar Golongan (SARA), Pasal 310 dan/atau Pasal 311 KUHP.

"Telah diterima laporan kami secara kooperatif dari pihak polisi, sudah kami tunjukkan bukti-buktinya. Bahwa kami telah melaporkan akun Twitter @permadiaktivis1 yang diduga dimiliki Saudara Permadi alias Abu Janda. Yang kami laporkan adalah dugaan adanya ujaran kebencian dengan memakai SARA dalam tweet-nya tanggal 2 Januari tahun 2021 yang menyebut kau @nataliuspigai2 apa kapasitas kau, sudah selesai evolusi kau," kata Ketua Bidang Hukum KNPI Medya Riszha Lubis di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (28/1/2021).

Medya mengatakan kata 'evolusi' dalam cuitan tersebut yang menjadi dasar pihaknya melaporkan Abu Janda ke polisi. Medya menilai kata-kata evolusi itu telah menebarkan ujaran kebencian bertujuan untuk menghina bentuk fisik, terutama dari wilayah Natalius Pigai berasal.

"Kata-kata evolusi menjadi garis bawah bagi kami untuk melaporkan akun @permadiaktivis1. Karena diduga telah menyebarkan ujaran kebencian. Dengan adanya kata-kata evolusi tersebut, sudah jelas maksud dan tujuannya bukan sengaja nge-tweet, tapi tujuannya menghina bentuk fisik dari adik-adik kita ini yang satu wilayah dengan Natalius Pigai," ujarnya.
 
Merespons laporan KNPI ini, Abu Janda menilai ada dendam politik. Ia menyebut Haris Pertama sakit hati lantaran FPI dibubarkan.

"Ini jelas dendam politik karena pelapornya ini Haris Pertama, ini pembela FPI, saya punya jejak digitalnya. Ini jelas Haris Pertama ini jelas sakit hati FPI dibubarin. Terus dia mau balas dendam Rizieq dipenjara, dia mau mata balas mata, ini jelas motifnya politik ini," kata Abu Janda saat dihubungi detikcom, Kamis (28/1/2021).

Abu Janda menilai laporan Haris Pertama bersifat asumtif. Padahal, menurutnya, kata-kata yang dia lontarkan bukan sebuah pernyataan, melainkan pertanyaan.

Ia juga mengaku bahwa kata-kata 'evolusi' yang ditujukan kepada Natalius Pigai saat itu tidak ada kaitannya dengan Teori Darwin.[detik]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close