Kisah Kakek Hamade Terapung di Lautan Sepekan: Saya Jadi Dekat Tuhan

Kisah Kakek Hamade Terapung di Lautan Sepekan: Saya Jadi Dekat Tuhan 

KONTENISLAM.COM - Pikiran Hamade, 62 tahun, mengawang. Terombang-ambing di lautan nan luas tanpa kepastian. Tiga hari sudah, dia tidak makan dan minum. Nyawanya sedang berada di ujung tanduk. Begitu dia membatin.

Petaka itu dialami Hamade setelah kapalnya karam dihantam ombak pada 17 September 2020. Di sisa-sisa benda-benda yang tak ikut karam, tampaklah gabus putih berukuran 1,5 kali 1,5 meter yang terapung. Di sanalah dia teronggok selama berhari-hari tanpa bisa merebahkan diri. Kotak berbahan stirofoam itu, dia hanya bisa dia pakai untuk duduk atau berdiri.

Kepada IDN Times, warga Desa Hilir Muara, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan ini berbagi kisahnya bertahan hidup saat terapung di tengah samudera.

    Tujuh hari tanpa rebah dan makan, hanya bisa merokok

Tujuh hari lamanya, Hamade akhirnya menahan lapar di lautan. Semua bekalnya ikut karam berama kapal. Pria kelahiran 1958 ini diselamatkan air hujan yang turun pada hari keempat. Setelah melepas dahaga dengan air hujan, dia pun menyambung hidup.

“Di dalam tas ini hanya ada rokok. Saya kadang-kadang isap, tapi kalau sudah pusing, ya, berhenti. Memang sudah biasa tahan lapar,” tuturnya.
 
Tujuh hari pulalah dia bertahan dalam kotak gabus dengan ruang gerak yang terbatas. Bila ada ombak, Hamade langsung terjaga. Berusaha menyeimbangkan diri, jangan sampai kotak itu terbalik.

    Terapung di lautan, membuatnya ingat Tuhan

Terkatung-katung di lautan membuat Hamade dekat dengan Tuhan. “Saya selalu berdoa. Serahkan semuanya sama Allah. Jadi selama di laut salat saja dan berharap ada kapal lewat,” kisahnya.

Harapan Hamade jadi nyata saat dia menangkap sosok kapal melintas di kejauhan. Akan tetapi bahtera-bahtera itu tak melihat keberadaan dirinya. Hamade berteriak sekencangnya tapi mereka tidak mendengarnya.

Kecewa tentu sudah pasti, tapi harapannya tidak pernah hilang dengan Tuhan. Dia yakin sang pencipta menolong. Tanpa makan dan minum selama tujuh hari itu sudah mukjizat luar biasa. Selama ini setahu dia, tidak pernah ada nelayan yang sanggup menahan lapar berhari-hari. Itulah mengapa kasih Tuhan yang dia terima tak tergantikan.

Masuk hari ketujuh, empat hari setelah dia menduga nyawanya tidak terselamatkan, tepatnya pada 24 September, doanya terjawab. Sekelompok nelayan dari Balikpapan melihat dia terapung di laut dan menolongnya.

Dia ditemukan di perairan Tako Bendera, Tanah Grogot, Paser, Kaltim. Hamade pun diselamatkan dan diberi makan. Selanjutnya dievakuasi ke tempat keluarganya di Samboja, Kutai Kartanagara.

    Tidak kapok melaut meski sudah di ujung tanduk
 
“Sekarang saya sudah di kampung lagi. Alhamdulillah saya sehat selalu,” ujar Hamade kepada IDN Times saat dihubungi pada Rabu (30/9/2020) malam.

Kakek cucu enam ini memang biasa melaut. Sejak umur 13 tahun, dia sudah berkawan karib dengan samudra. Namun. dirinya tak pernah menyangka kapalnya bocor digempur ombak, setelah 30 mil lepas dari daratan Kotabaru, Kalimantan Selatan, tepatnya di perairan Tako Encing. Ini pertama kalinya terjadi pada Hamade.

Kapalnya memang tak besar, tapi sudah biasa dipakai melaut. Kekuatannya hanya 4GT, ukuran yang ideal di kalangan nelayan. Biasa dipakai berdua atau sendiri. Awalnya dia hanya ingin melaut tujuh hari dan hanya di perairan Tako Encing saja, tidak ke luar Kalimantan Selatan.

Meskipun pengalamannya itu hampir mengantarkannya pada ajal, Hamade tidak kapok. “Sebenarnya saya mau pergi (melaut) lagi, tapi masih dilarang. Kapal juga tak ada, jadi sabar saja dulu,” ujarnya seraya terkekeh.
 
Sumber: idntimes.com

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close