Rachland Nashidik: Junta Myanmar Sudah Kelewat Batas, Mari Bangun Solidaritas


KONTENISLAM.COM - Keadaan di Myanmar tampak kian membutuhkan perhatian lebih dari ASEAN. Junta militer yang dipimpin Jenderal Ming Aung Hlaing bahkan dikabarkan sudah kelewat batas karena tega membunuh bayi dari keluarga aktivis penentang kudeta. Kabar beredar sudah ada 47 anak-anal yang dibunuh.

Begitu pesan politisi pendiri Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, Rachland Nashidik yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo untuk segera bertindak atas krisis yang terjadi di negara tetangga, Myanmar.

“YTH Presiden @jokowi: Keadaan di Myanmar kian minta perhatian ASEAN. Indonesia bisa berbuat apa?” tuturnya lewat akun Twitter pribadi, Minggu (4/4).

Rachland mengurai bahwa apa yang terjadi di Myanmar adalah “state terorism". Semakin banyaknya korban jiwa warga sipil seharusnya sudah bisa mengkondisikan PBB mempertimbangkan langkah responsibility to protect.

“Soalnya, apakah ASEAN bisa menerima kehadiran pasukan militer PBB dan jadi bagian di dalamnya?” tanya politisi Demokrat itu.

Rachland pun mengetuk hati rakyat Indonesia untuk menunjukkan solidaritas kepada rakyat Myanmar. Minimal dengan mengesampingkan pandangan politik partisan demi kemanusiaan universal. Rakyat harus bersatu mendorong Presiden RI untuk ambil peran strategis dan mendukungnya ambil keputusan terbaik bagi rakyat Myanmar.

“Jangan halangi solidaritas antarbangsa pada Myanmar dengan alasan di dalam negeri masih banyak masalah. Junta militer di Myanmar harus diakhiri segera. Ada kepentingan kita di situ, yakni mencegah inspirasi kembali kepada otoritarianisme di negara ASEAN menemukan musim semi,” tegasnya.

Apa yang dialami warga Rohingya, sambung Rachlan adalah genosida menurut Marzuki Darusman yang mewakili ICC. Tapi kekejaman itu punya akar yang sama dengan apa yang kini dialami rakyat Myanmar sendiri, yaitu kekuatan politik militer. Inilah yang harus segera diakhiri oleh solidaritas antarbangsa.

Partai politik sebagai representasi politik sipil, sambungnya, harus terpanggil untuk dalam solidaritas antarbangsa, bersatu menyingkirkan bedil yang melumpuhkan penyelenggaraan negara yang demokratik dan adil di Myanmar.

“Para politisi di Indonesia: mari kita kerjakan pekerjaan rumah ini!” kata Rachland.

Alasan di dalam negeri juga banyak masalah adalah varian dari nasionalisme sempit. Sebab, masalah di dalam negeri selalu ada dan itu bukan berarti solidaritas antarbangsa dicegah. Apalagi sejarah membuktikan solidaritas antarbangsa punya peran strategis menyelamatkan demokrasi dan hak asasi.

“Sambil menunaikan pekerjaan rumah sendiri, saya mendesak kawan-kawan di PDIP, partai pemenang pemilu, bergerak segera membangun solidaritas pada rakyat Myanmar. Adalah Soekarno yang mengingatkan kita: "Nasionalisme Indonesua hanya bisa tumbuh di taman sari internasionalisme”,” tutupnya.

Data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menunjukkan sudah ada lebih dari 550 orang yang tewas sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari.

Serangan militer tidak hanya ditujukan kepada pengunjuk rasa, tetapi juga kelompok-kelompok pemberontak yang mengusai wilayah perbatasan(RMOL)

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close