Fadli Zon Pertanyakan Buku Bisa Jadi Bukti Munarman Terlibat Baiat ISIS: Jangan Mencari-cari

Fadli Zon Pertanyakan Buku Bisa Jadi Bukti Munarman Terlibat Baiat ISIS: Jangan Mencari-cari 

KONTENISLAM.COM - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon menyinggung barang bukti yang diamankan dalam kasus baiat ISIS yang menjerat mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman.

Fadli mempertanyakannya, menyebut bukti berupa buku yang diamankan Densus 88 Antiteror sangatlah tak wajar.

Pasalnya, ia menilai buku yang diamankan itu hanya buku biasa, tak ada kaitannya dengan terorisme.

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube tvOneNews, Kamis (29/4/2021).

"Inilah yang menurut saya kan enggak ada ditemukan bom, enggak ada ditemukan granat," kata Fadli.

"Ini yang ditemukan buku, apalagi buku tentang jihad."

"Tadi sudah dijelaskan, saya kira buku menjadi barang bukti teroris yang sekarang ini banyak beredar luas merupakan kajian ilmiah biasa," sambungnya.

Karena merasa janggal, Fadli lantas menyinggung kemungkinan lain.

"Jangan-jangan Al-Quran pun dijadikan barang bukti," ucapnya.

"Ini berbahaya cara seperti ini, ini kan literasi."

"Dan ada ruang kebebasan yang diberikan konstitusi kita menjalankan agama."

Fadli menambahkan, seharusnya yang menjadikan seseorang teroris adalah jika yang bersangkutan melakukan kekerasan dan hal semacamnya.

"Yang enggak boleh tuh menggunakan kekerasan, intoleransi," ucap dia.

"Saya kira Islam itu agama yang paling toleran."

"Terorisme seperti ISIS yang harus dibasmi, tapi jangan orang mengaitkan dan mencari-cari."

Penangkapan Munarman Diada-adakan

Perdebatan terjadi antara Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, dan Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera.

Dilansir TribunWow.com, perdebatan keduanya bermula saat Fadli Zon buka suara soal penangkapan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman.

Fadli Zon menduga, Munarman memang sengaja ditangkap dengan tujuan tertentu.

Hal itu diungkapkannya dalam acara DUA SISI tvOne, Kamis (29/4/2021).

"Jangan membodohi masyarakat, kasus ini sudah banyak diungkap," kata Fadli.

"Bahkan di beberapa talkshow Munarman sudah menjelaskan berkali-kali, jelas dan detail, sudah dua, tiga tahun yang lalu."

Terkait penangkapan Munarman, menurut Fadli, itu memang sengaja dilakukan.

Pasalnya, ia menilai kehadiran Munarman dalam baiat ISIS tak bisa menjadi bukti.

"Karena itu memang dicari-cari dan diada-adakan," kata Fadli.

"Kalau itu yang menjadi bukti dan kemudian mau diseret-seret, janganlah begitu."

Tak cuma soal Munarman, Fadli juga menduga aparat juga berniat membuat citra FPI terkait dengan terorisme.

"Mungkin ini ada kaitannya dengan mau menteroriskan FPI."

"Itu enggak boleh."

Ucapan Fadli itu langsung dibantah Kapitra Ampera.

Berbeda dengan Fadli, Kapitra justru menyebut kehadiran Munarman dalam baiat ISIS sudah menjadi bukti kuat.

Ia pun menyinggung Munarman yang tak melapor ke polisi meski mengetahui adanya baiat ISIS tersebut.

"Enggak begitu, kita lihat dulu ada kehadiran Munarman, ada kejadian teroris di Makassar," sahut Kapitra.

"Pelaku yang dibaiat hadir itu ditangkap polisi karena melakukan teror."

"Seandainya dia (Munarman) hadir di baiat itu dia lapor ke polisi, teroris itu enggak bisa terjadi," tukasnya.

Bukti Munarman Terlibat ISIS

Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto mengungkapkan bukti eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman terlibat terorisme.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Prime Talk di Metro TV, Rabu (28/4/2021).

Diketahui sebelumnya Munarman ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri atas dugaan keterlibatan aksi terorisme pada Selasa (27/4/2021) lalu.

Hal itu dibuktikan dengan kehadiran Munarman pada baiat kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Makassar, Medan, dan Jakarta.

Awalnya Benny menjelaskan alasan Munarman ditangkap meskipun buktinya hanya menghadiri acara baiat.

"Muncul pertanyaan kenapa urusan baiat kok ditangkap? Pertama Makassar, kemudian Medan, kemudian UIN Jakarta," jelas Benny Mamoto.

Ia menyinggung saat itu Munarman hadir sebagai perwakilan FPI pusat.

Seandainya Munarman tidak setuju dengan acara baiat itu, tentu ia akan membubarkan simpatisan FPI yang hadir.

Namun Munarman malah hadir dalam dua acara baiat lainnya.

"Dalam konteks ini, ketika Munarman berada di tempat sebagai seorang petinggi yaitu sekjen organisasi, tentunya punya pengaruh kepada para jajaran anak buahnya," papar Benny.

"Ketika pimpinan tidak setuju dengan baiat itu, pasti dibubarkan. Tetapi justru dia hadir di dua baiat berikutnya," lanjutnya.

Ia juga menyoroti fakta bahwa baiat tersebut dilakukan terhadap kelompok militan radikal yang telah melakukan aksi teror global.

"Yang menjadi penting, baiat ini baiat kepada ISIS," singgung Benny.

"Kita semua tahu ISIS mengikuti paham mengkafirkan semua orang di luar kelompoknya," tambahnya.

Ia mempertanyakan kemungkinan dampak baiat itu bagi penumpasan terorisme di Tanah Air.

"Di samping itu aksi kekerasan yang dilakukan semua orang tahu, ketika dia sudah berbaiat maka akan ikut dan tunduk mengikuti apa yang jadi arahan, perintah, atau fatwa dari pimpinannya," kata Benny.

"Di situlah kita semua tahu apa dampaknya," tambahnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-3.57:

[tribunnews]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close