Jejak Sejarah Palestina di Indonesia
KONTENISLAM.COM - Oleh : Oleh: Miqdam Awwali Hashri, Mahasiswa Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam, Sekolah Kajian Stratejik Global, Universitas Indonesia, Warga Kota Kudus
REPUBLIKA.CO.ID, Tak bisa dipungkiri bahwa Palestina memiliki andil dalam lahirnya Negara Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1944, Palestina melalui mufti agung Syaikh Muhammad Amin Al Husaini memberikan dukungannya untuk kemerdekaan bangsa Indonesia serta mengajak negara-negara Timur Tengah untuk melakukan hal serupa.
Ini menjadi awal dari dukungan berupa pengakuan kemerdekaan bagi Indonesia oleh Negara-negara Timur Tengah yang pertama kali dilakukan oleh Mesir pada 22 Maret 1946. Namun, masih sedikit yang mengungkap antara Indonesia dengan Palestina memiliki ikatan historis yang sangat panjang, bahkan sebelum Indonesia merdeka dan masih dikenal dengan sebutan Nusantara.
Di Jawa Tengah, terdapat satu kota yang namanya diambil dari bahasa Arab, yaitu Kota Kudus, yang diambil dari kata ‘Al Quds’ yang berarti suci. Sebelum berubah nama menjadi Kudus, daerah tersebut disebut dengan nama Tajug.
Sejarah penamaan Kota Kudus tidak bisa dilepaskan dari seorang tokoh Wali Songo yang dikenal dengan sebutan Sunan Kudus, yang nama aslinya adalah Syaikh Ja’far Shadiq. Konon Sunan Kudus terinspirasi penamaan Kudus dari nama suatu kota di Palestina, yaitu Kota Baitul Maqdis atau Al Quds Jerussalem.
Sunan Kudus juga mendirikan sebuah masjid di Kota Kudus yang didirikan pada tahun tahun 1478-1568 yang diberi nama Masjidil Aqsha atau Masjid Menara Kudus, dengan ciri bangunannya yang khas. Nama tersebut memiliki kesamaan dengan masjid suci bersejarah yang ada di Al Quds Palestina, yang pernah menjadi tempat singgah Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra’ Mi’raj.
Berdasarkan catatan sejarah, Syaikh Ja’far Shadiq pernah diminta untuk menangani wabah yang pernah terjadi di Palestina. Atas keberhasilannya, gubernur Palestina saat itu memberikan hadiah kepada Syaikh Ja’far Shadiq. Namun Syaikh Ja’far Shadiq hanya berkenan diberi hadiah berupa batu yang berasal dari Al Quds, Palestina. Batu inilah yang dikemudian hari digunakan sebagai batu pertama pendirian Masjid Al Aqsha Menara Kudus.
Selain itu di Kota Kudus juga ada satu desa yang bernama Dersalam, yang terdengar mirip dengan Jerusalem. Dalam bahasa Arab, kata ‘Jerusalem’ juga mirip dengan kata ‘Darussalam’ yang berarti negeri yang damai. Harapannya adalah di kota tersebut warganya hidup dengan damai.
Di sebelah utara Kota Kudus terdapat sebuah gunung yang dinamakan dengan Gunung Muria. Penamaan ini memiliki kemiripan dengan nama sebuah bukit yang berdekatan dengan Kota Al Quds Palestina, yaitu Bukit Moriah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Solichin Salam, penamaan masjid, kota yang ada di Kota Kudus, disesuaikan dengan tempat suci yang terdapat di Jerusalem Palestina. Termasuk juga nama gunung yang terletak berdekatan dengan Kota Kudus.
Jerusalem atau Darussalam di Palestina, diharapkan menjadi negeri yang damai dan selamat. Namun nampaknya harapan itu untuk saat ini belum terwujud karena adanya penindasan dari militer Israel yang membunuh warga sipil, termasuk anak-anak, dan menghancurkan gedung-gedung yang ada di Palestina. Intensitas penyerangan militer Israel terhadap warga Palestina yang terus meningkat pada akhir-akhir ini haruslah mengetuk hati nurani dari bangsa Indonesia, khususnya warga Kota Kudus.
Palestina bukanlah negara asing, melainkan memiliki kekerabatan yang sangat erat dengan Nusantara. Ibarat kata seperti saudara tua. Duka Palestina juga merupakan duka bagi Nusantara. Karenanya, masyarakat Nusantara hendaknya memiliki rasa tanggungjawab moral dalam mewujudkan kemerdekaan bagi seluruh warga Palestina dari cengkraman zionis Israel.
Wallahua’lam