KONTENISLAM.COM - Juru Bicara DPP Demokrat, Herzaky Mahendra Putra membeberkan ‘dosa’ Presiden Jokowi sehingga mantan Gubernur DKI itu menurutnya kini tak lagi dihormati rakyat.
Menurut Demokrat, salah satu dosa Jokowi kepada rakyat yakni tidak konsisten dalam mengambil kebijakan.
Salah satu contoh hal itu, kata Herzaky, yakni saat presiden mendadak mengirimkan bantjan oksigen kepada India. Padahal, hal itu sudah diingatkan oleh banyak pengamat.
“Bagaimana Pemerintahan Jokowi tak lagi dihormati rakyat, karena banyak sekali inkonsistensi. Salah satunya di awal sudah diingatkan oleh banyak pengamat, tetapi Pemerintah mendadak kirim bantuan oksigen ke India pada Mei, dan bantuan lainnya,” ujar Herzaky Mahendra.
Hal itu diungkapkan Herzaky dalam video wawancaranya yang tayang di kanal Youtube Tagar TV, seperti dilihat pada Kamis 22 Juli 2021.
Dosa Jokowi selanjutnya, menurut Herzaky, yakni saat rakyat dilarang mudik namun presiden malah membolehkan tenaga kerja asing masuk. Termasuk sebelumnya, membiarkan pesawat India masuk.
“Padahal seperti kita tahu, Delta itu bersumber dari India. Lalu, pekerja non esensial dari luar negeri bebas masuk. Bagaimana kemudian rakyat bisa menghormati Pemerintahan Jokowi kalau dia yang buat aturan tapi inkonsistensi dengan aturan tersebut,” ungkapnya.
Selain itu, Demokrat juga menilai banyak menteri di Kabinet Jokowi yang mbalelo dan merusak citra Pemerintahan.
Terkait hal tersebut, salah satu pejabat setingkat menteri yang disinggung pihak Demokrat yakni Kepala KSP Moeldoko.
Menurutnya, Moeldoko hingga kini masih sibuk memikirkan ambisi politiknya di Partai Demokrat meskipun ambisinya tersebut telah resmi tak diakui Kemenkumham.
“Ada yang ambisi politik, sibuk cari cuan, ada yang kok bisa keluar negeri, entah izin sama siapa ya. Betapa koordinasi di dalam sangat kontradiktif sekali, antara satu kebijakan dengan kebijakan lainnya,” tuturnya.
Mengutip Hops.id, Partai Demokrat juga meminta kepada Pemerintahan Jokowi agar memberi teladan kepada masyarakat. Jika tidak, menurut Herzaky, maka rakyat tidak akan lagi mau mendengarkan keputusan pemerintah.
“Kalau tidak bagaimana rakyat mau mendengarkan. Harapan kami Pemerintah kompak, fokus, jangan bawa kepentingan. Kita fokus sama-sama atasi pandemi dengan baik,” ujarnya.[terkini]
