KONTENISLAM.COM - Kasus kematian aktivis HAM Munir Said Thalib masih menjadi tanda tanya besar dalam catatan kelam Indonesia.
Belasan tahun perkara Munir tak terpecahkan, meski kini terduga pembunuh sang aktivis sudah meninggal dunia akibat Covid-19.
Munir tewas pada 7 September 2004, saat berusia 38 tahun, ia ditemukan tak bernyawa di pesawat saat terbang menuju Amsterdam, Jerman.
17 tahun sudah kematian Munir masih menjadi teka-teki bagi keadilan di tanah air.
Tepat di hari kematian Munir, tiba-tiba saja politikus Demokrat bersuara soal berkas Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir.
Melalui sebuah unggahan di Twitter, Rachland Nashidik menyinggung soal berkas TPF kasus Munir yang dikabarkan menghilang.
"Omong kosong laporan TPF Munir hilang," ujarnya, dkutip dari akun Twitter @rachlandnashidik, yang diunggah pada 7 September 2021.
Secara terbuka Rachland Nashidik mengungkapkan jika laporan TPF berada di istana negara.
Ia menuturkan bukan hanya laporan TPF tak hanya berada di lemari Istana tetapi juga ada di laci para penegak hukum.
Rachland Nashidik mengungkapan saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, berkas itu diberikan dan SBY langsung membagikan laporan terseut pada para penegak hukum.
"Laporan pasti ada di istana, tapi juga di laci para penegak hukum. Pada hari laporan itu disampaikan, Presiden SBY membagikannya pada mereka," katanya lagi.
Lebih lanjut, Rachland Nashidik menyatakan tak percaya dengan isu hilangnya laporan TPF kasus Munir.
Menurutnya itu hanyalah akal-akalan penguasa untuk mengelak pengusustan pembunuhan Munir di pesawat.
"Mungkin omong kosong hilang itu cermin upaya penguasa mengelak desakan mengusut sekutunya sendiri?," ucapnya mengakhiri cuitannya. [pikiran-rakyat]
