KONTENISLAM.COM - Setelah pembentukan Holding BUMN Farmasi tahun 2019 lalu, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan akan terus memfokuskan PT Bio Farma (Persero) memproduksi vaksin demi menekan angka impor.
"Kita reposisi ulang, Indofarma ke herbal, Kimia Farma ke obat kimia, Bio Farma tetap fokus ke vaksin. Karena kita terus melawan epidemi, tidak mungkin juga epidemi ini kita vaksinnya impor terus ke depan. Lagi berusaha kita dengan namanya vaksin BUMN, doain saja. Karena tidak mungkin kita pakai vaksin asing terus," ungkap Erick dalam Orasi Ilmiah di Universitas Brawijaya, Sabtu (27/11).
Dia menyebutkan, ada tiga tantangan yang saat ini dihadapi Indonesia di era globalisasi.
Pertama, pasar globalisasi akan terus terpaksa dibuka, kedua transformasi dan disrupsi digital, dan terakhir ketahanan kesehatan.
"Mengenai kesehatan, kita harus menyeimbangkan market, harus intervensi. Tadi saya sampaikan, kita semua bahan baku impor.
Padahal nenek moyang kita terkenal dengan herbal kesehatan, tapi tidak ada satu pun perusahaan yang concern," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Erick, PT Indofarma (Persero) Tbk hadir sebagai off-taker atau perusahaan yang fokus ke industri obat herbal.
Sebab jika tidak, industri herbal di Indonesia tidak akan tumbuh.
"Sama halnya di awal-awal COVID-19, susah cari obat-obat COVID-19. Nah karena itu, sekarang Kimia Farma kita sudah tugaskan fokus untuk memproduksi obat generik dalam negeri, dengan harga yang murah untuk rakyat," ucap Erick.
Langkah meningkatkan ketahanan di bidang kesehatan ini juga dilakukan Erick dari sisi kualitas rumah sakit.
Menurut dia, rumah sakit BUMN ketika di awal-awal pandemi COVID-19, sudah menerapkan 50 persen tempat tidurnya Covid-friendly.
"Kesehatan ini hal yang sangat penting untuk ke depannya. Saya selalu bilang, ayo generasi muda kita adalah masa depan kita.
Pola pikir kalian harus berubah. Kalian harus menjadi agresivitas Indonesia untuk maju, bukan laid back, bukan duduk tenang melihat perubahan," tegasnya. [kumparan]
