Dirut Bantah Utang AP I Rp35 T, Ini Kondisi yang Sebenarnya
KONTENISLAM.COM - Dalam rapat kerja bersama komisi VI DPR, Kamis (2/12) lalu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan PT Angkasa Pura I memiliki utang sebesar Rp35 triliun.
Namun, pernyataan itu dibantah oleh Dirut AP I Faik Fahmi.
Faik mengungkapkan, total kewajiban AP I kepada pihak lain adalah Rp32 triliun.
Yaitu terdiri dari utang kepada kreditur dan investor sebesar Rp28 triliun dan kewajiban kepada karyawan dan suplier senilai Rp4,7 triliun.
"AP I tidak seburuk dari yang diberitakan selama ini. Memang ada utang kepada kreditur dan investor Rp28 triliun, juga kewajiban lain ke karyawan dan suplier itu sekitar Rp4,7 triliun. Jadi total kewajiban AP I sekitar Rp32,7 triliun," kata Faik Fahmi dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/12/2021).
Ia menambahkan, utang puluhan triliun itu disebabkan pandemi Covid-19 yang menghantam.
Di saat yang sama, AP I sedang keluar uang banyak untuk pengembangan 10 bandara di bawah kelolaannya.
Karena tidak menggunakan uang negara atau APBN dan Penanaman Modal Negara (PMN), proyek 10 bandara tersebut dibiayai kas perusahaan dan pinjaman ke pihak lain.
"Kami memang tidak menggunakan dana APBN atau PMN, tetapi pendanaan internal dan pendanaan eksternal yang melalui kredit sindikasi perbankan dan obligasi. Jadi pengembangan itu tidak ada bantuan dana dari pemerintah," ujar Faik.
Pandemi membuat jumlah penumpang pesawat anjlok dan membuat pendapatan AP I seret. Faik menyebut pihaknya tengah berupaya merestrukturisasi utang perusahaan, agar kondisinya tidak memburuk.
AP I disebut masih merugi hingga Rp200 miliar setiap bulannya.
"Dengan utang tersebut kondisi saat ini memang AP I belum beranjak pulih akibat dampak pandemi Covid-19, dan ada potensi meningkat lebih buruk lagi bila tidak ada upaya penyehatan atau restrukturisasi," tuturnya.
Meski menelan biaya yang tidak sedikit, pengembangan 10 bandara kelolaan AP I harus dilakukan.
Faik menjelaskan, pada 2017 total jumlah penumpang di 15 bandara kelolaan AP I mencapai 90 juta, tetapi kapasitas terminal hanya sebesar 71 juta penumpang.
Pada 2018, jumlah penumpang pun naik menjadi 97 juta, tetapi kapasitas yang tersedia mencapai 80 juta penumpang.
Tapi apa mau dikata, prediksi lonjakan penumpang itu meleset saat virus Covid-19 merebak ke seluruh dunia pada 2020.
Sehingga jumlah penumpang di 15 bandara kelolaan AP I anjlok, hanya tinggal 32,7 juta dan diperkirakan di 2021 hanya mencapai 25 juta penumpang.
15 bandara yang dikelola AP I adalah:
Bandara I Gusti Ngurah Rai - Denpasar
Bandara Juanda - Surabaya
Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan
Bandara Frans Kaisiepo - Biak
Bandara Sam Ratulangi - Manado
Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin
Bandara Jenderal Ahmad Yani - Semarang
Bandara Adisutjipto - Yogyakarta
Bandara Adi Soemarmo - Surakarta
Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah
Bandara Pattimura - Ambon
Bandara El Tari - Kupang
Bandara Internasional Yogyakarta - Kulon Progo
Bandara Sentani - Jayapura
[kompas]