KONTENISLAM.COM - Sudah menjadi rahasia umum jikalau bermacam hal-hal tak biasa memang kerap dijual di pasar gelap.
Bahkan termasuk tubuh manusia, organ manusia, dan hal-hal mengerikan lain yang mungkin saja tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Nah, di negara satu ini, rupanya ada organ manusia yang sangat digemari dikonsumsi dengan alasan tertentu.
Salah satunya adalah plasenta. Mengutip Mayo Clinic, plasenta atau ari-ari bayi adalah organ yang berkembang di area rahim selama masa kehamilan.
Biasanya, plasenta menempel di bagian atas, samping, depan, atau belakang rahim.
Ya, meski dilarang, nyatanya masih banyak sisa atau organ tubuh manusia yang memang dijual di pasar gelap.
Bahkan, banyak orang yang berminat membeli dan mengonsumsinya. Lantas, negara apakah itu?
Dilansir dari laman situs Vietnam 24h.com.vn via GridPop bersumber Intisari online pada Selasa, 14 Desember 2021, negara yang dimaksud adalah China.
Seperti diketahui, China memang dikenal dengan kuliner ekstrem yang tak biasa, misalnya seperti kelelawar, berang-berang, ular, tikus, dan masih banyak lagi.
Menurut laporan itu, plasenta dijual secara diam-diam di pasar gelap China, meskipun sudah ada larangan dari Pemerintah.
Beberapa orang membeli plasenta dari rumah sakit, rumah duka, dan pabrik pengolahan limbah medis dengan harga sekitar 80 yuan (Rp170 ribu)/potong.
Lalu menjualnya kembali ke toko plasenta ilegal di pasar gelap seharga ratusan yuan, sebagaimana laporan The Paper pada 15 Maret lalu.
Pada hari yang sama, Global Times juga menemukan plasenta manusia untuk dijual di banyak situs, termasuk Xianyu, platform perdagangan barang bekas Alibaba.
Meski begitu, kebanyakan penjual menggunakan nama lain untuk menyebut plasenta demi lolos jual di situs tersebut.
Umumnya, plasenta seharusnya dibuang sebagai limbah medis.
Setidaknya, itu menurut Huang Chengsheng, dokter yang sudah enam tahun bekerja di bagian kebidanan di Rumah Sakit Rakyat ke-6 di Shanghai China.
Namun, menurut dr. Huang, banyak ibu baru yang memilih mengambil kembali plasenta untuk dimakan.
Banyak wanita berasal dari China, terutama lansia, berpikir bahwa memakan plasenta itu baik karena kaya akan nutrisi.
Bahkan pengakuan seorang wanita bermarga Chen yang memiliki bayi berusia 22 bulan di Provinsi Shaanxi, barat laut China, mengatakan bahwa sebelum ia melahirkan, baik ibu mertuanya maupun ibunya sendiri menyuruhnya untuk menjaga plasenta.
Usut punya usut, kedua wanita itu ingin memakan plasenta untuk menguatkan tubuh mereka.
Namun, setelah melahirkan, Chen memutuskan untuk membuang plasentanya.
“Aku tidak ingin ibuku memakan plasenta. Itu mengerikan,” ujarnya. [terkini]
