Anti-Yahudi Meningkat Drastis di Seluruh Dunia, Tak Terkecuali di AS


KONTENISLAM.COM - Jumlah insiden berlatar belakang anti-Semitisme atau kebencian, permusuhan atau rasisme terhadap orang Yahudi meningkat tajam tahun lalu, menurut penelitian Universitas Tel Aviv, Israel.

Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Yahudi Eropa Kontemporer, Universitas Tel Aviv menemukan bahwa peningkatan drastis kasus-kasus anti-semitik antara lain terjadi di Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Jerman dan Australia.

Dikatakan di antara pemicunya adalah gerakan politik sayap kanan dan sayap kiri radikal dan penghasutan di media sosial.

Laporan ini diterbitkan bertepatan dengan Peringatan Hari Holokos di Israel yang dimulai Rabu malam (27/04).

Di Israel hari itu dikenal dengan nama Yom HaShoah, digelar untuk mengenang pembunuhan enam juta orang Yahudi oleh Nazi Jerman di Eropa pada Perang Dunia Kedua.

Hasil penelitian The Anti-Semitism Worldwide Report 2021, didasarkan pada analisis puluhan studi dari seluruh dunia, juga informasi dari badan-badan penegak hukum, media dan organisasi Yahudi.

Laporan itu menyebutkan bahwa pada 2021 terdapat kenaikan "signifikan dalam berbagai bentuk insiden anti-Semitik di sebagian besar negara yang mempunyai banyak penduduk Yahudi".

Sejumlah poin dari laporan yang disusun Universitas Tel Aviv yakni:

  Di AS, yang mempunyai penduduk Yahudi terbesar di luar Israel, jumlah tindak pidana berbau kebencian terhadap Yahudi di New York da Los Angeles hampir dua kali lipat dibanding jumlah tahun sebelumnya
    Di Prancis, jumlah insiden anti-Semitik meningkat hampir 75% dibanding jumlah tahun 2020
    Di Kanada, organisasi Yahudi terkemuka melaporkan adanya rekor kekerasan fisik terbanyak selama satu bulan, yakni Agustus, yang merupakan jumlah terbesar selama 40 tahun
    Di Inggris, jumlah serangan fisik terhadap orang Yahudi yang dicatat meningkat 78% dibanding 2020
    Di Jerman, kasus anti-Semitik yang dilaporkan ke polisi naik 29% dari data 2020, dan naik 49% dibanding jumlah 2019
    Australia juga mengalami kenaikan tajam insiden anti-Semitik, 88 kasus selama bulan Mei saja- rekor bulanan sejauh ini

Faktor lain yang dinilai turut mendorong kenaikan insiden anti-Semitik, menurut tim penyusun laporan, adalah reaksi dari pertempuran antara Israel dan kelompok-kelompok militan Palestina di Jalur Gaza pada Mei 2021.

Pada bulan itu, Israel dan kelompok-kelompok militan terlibat dalam perang selama 11 hari yang menewaskan 261 orang di wilayah Jalur Gaza, kata PBB. Di Israel, 14 orang tewas.

Laporan juga menggarisbawahi adanya "jangkauan jaringan sosial media yang luas untuk menyebarkan kebohongan dan hasutan".

Disebutkan dalam laporan itu bahwa media sosial memainkan "peran yang betul-betul mengkhawatirkan" terkait dengan insiden anti-Semitik.

"Data ini menimbulkan keprihatinan terkait legislasi dan kesepakatan yang dicapai dengan perusahaan-perusahaan media sosial dalam melarang ekspresi anti-Semitik di platform mereka."

Penelitian juga mengindentifikasi menjamurnya teori konspirasi seputar pandemi Covid-19 yang turut mendorong tindak kejahatan anti-Yahudi.

"Sejak awal pandemi pada 2020, teori konspirasi mulai bermunculan di dunia, menuding Yahudi dan Israel menyebarkan virus." Demikian salah satu poin dalam laporan tersebut.

Sumber: suara

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close