KONTENISLAM.COM - Politikus Partai Demokrat, Ardi Wirdamulia menyindir Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mengunggah foto dirinya sedang mengambil air wudu di sebuah Surau.
Ardi Wirdamulia menyindir Ganjar sebagai pecinta film porno yang sedang insaf.
“Nih coba tanya ama si @Uki23, ini politisasi agama atau bukan? Porno lover lagi pencitraan sembahyang atau beneran udah tobat nasuha?" sindir Ardi Wirdamulia di Twitter-nya, @awemany, Jumat 6 Mei 2022.
Adapun Akun Twitter @Uki23 yang dicolek oleh Ardi Wirdamulia, adalah milik Waketum DPP Teman Ganjar, Dedek Prayudi.
Teman Ganjar adalah salah satu relawan Ganjar Pranowo yang dibentuk untuk Pilpres 2024.
Dedek Prayudi lantas membalas sindiran anak buah AHY itu. Dedek menilai Ardi Wirdamulia kebakaran jenggot melihat Ganjar berwudhu.
“Orang kalo suka berpolitik dengan mainin sentimen agama biasanya koar-koar barisannya paling ngumat, diluar barisannya paling Islamophobia. Tapi dia sendiri kebakaran jenggot liat orang lain mampir ke rumah ibadah,” kata Dedek Prayudi.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunggah sebuah foto dirinya sedang mengambil air wudu di samping sebuah Surau.
Ganjar bilang, Surau itu terletak di kaki Gunung.
“Bener-bener jadi tambahan energi. Sehabis perjalanan panjang, bisa mampir di surau kecil di kaki gunung” katanya.
Politikus PDIP ini bilang bahwa air di Surau itu segar.
“Air yang segar, udara sejuk serta suasana yang hening, tenang, menentramkan. Istilah temen-temen seumuran, inilah healing yang sesungguhnya” tulis Ganjar di Twitternya.
Ganjar Akui Suka Nonton Film Porno
Pada Desember 2019, Ganjar Pranowo membuat pengakuan mengejutkan.
Dia akui bahwa suka menonton film porno. Ganjar bilang, kebiasaan suka nonton film porno tidak salah.
“Kalau saya menonton film porno salahnya di mana? Saya dewasa, punya istri. Yang gak boleh itu saya kirim-kirim itu karena yang mengirim itu kena UU ITE dengan tuduhan menyebarkan,” kata Ganjar di Podcast Deddy Corbuzier.
Ganjar mengakui ada stafnya mempertanyakan kebiasaan itu. Namun dia mengatakan bahwa kebiasaan itu sebagai kebiasaan yang sehat.
“Kadang-kadang sebagai orang dewasa kan perlu, saya sehat kok, kecuali saya tidak sehat,” ujarnya. [fajar]
