KONTENISLAM.COM - Pegiat media sosial Denny Siregar mengungkapkan seputar pemahamannya mengenai agama dalam sebuah dialog YouTube beberapa waktu lalu.
Denny Siregar mengaku sering sekali melakukan dialog keagamaan bersama orang-orang yang ia anggap memiliki pemahaman mumpuni terkait agama.
Tak hanya dengan pemuka agama Islam saja namun dengan guru lintas agama.
Denny Siregar bahkan menyebut jika Kristen tidaklah sesat.
Lantas, bagaimana bisa ia beranggapan demikian? Simak ulasan berikut.
Menyederhanakan Agama sebagai Sebuah Manual Book
Dalam dialognya, Denny Siregar mengungkap jika dirinya kerap melakukan dialog dengan banyak orang guna menambah wawasannya terkait agama.
"Dengan semuanya, saya dialog dengan semuanya, bahkan saya berdialog dengan diri saya sendiri," dikutip dari kanal YouTube Jaya Inspirasi pada Kamis, 05 Mei 2022.
Ia pun mencoba menyederhanakan agama sebagai sebuah manual book berisi tuntunan agar orang-orang tidak tersesat.
"Jadi buat saya kita coba sederhanakan agama itu apa ya," tutur Denny.
"Saya anggap agama itu adalah sebuah manual book yang harus dipelajari oleh orang-orang, orang yang bisa menafsirkan manual book adalah para pemuka agama," lanjutnya.
Ia berpendapat jika agama Kristen itu tidak lah sesat dan merasa aneh jika ada orang yang beranggapan demikian.
"Jadi kalau yang bilang kalau Kristen itu tersesat, itu buat saya aneh kok ada orang yang bilang begitu," tutur Denny.
"Konsep tersesat itu adalah dia sudah diberikan kompas tapi ia membantah apa yang sudah dia pelajari ia kemudian tersesat di jalannya, itu yang dinamakan konsep tersesat," lanjutnya.
Ia pun menerangkan konsep tersesat adalah jika seseorang memiliki arah yang sudah ditunjukan namun malah berbelok ke arah lain.
"Bukan kemudian dia bilang tersesat pada orang yang sudah memiliki manual book lain, punya pentunjuk lain kemudian ia bilang orang itu tersesat, tersesat selalu di jalannya sendiri, kompas menunjukan arah ke selatan tapi ia berjalan ke barat, itu yang dinamakan tersesat," ujarnya.
Ia pun meminta agar masing-masing orang bisa menghargai dan bertoleransi terhadap kepercayaan orang lain.
"Tapi kalau kompas orang lain menunjuk ke barat dan orang itu jalan ke barat, itu kan kompas punya orang lain, kita gak bisa bilang seperti itu," turunya.
"Jadi kita semua masing-masing memiliki manual book dan kita harus menghormati manual book masing-masing," pungkasnya. [hops]
