Tak ada makanan dan dibiarkan mati, tentara Ukraina ramai-ramai kabur serta layangkan protes ke Zelensky - KONTENISLAM.COM Berita Terupdate

Tak ada makanan dan dibiarkan mati, tentara Ukraina ramai-ramai kabur serta layangkan protes ke Zelensky

Ramai-ramai protes ke Zelensky, tentara Ukraina ternyata tak diberi amunisi, makanan dan dibiarkan mati. (Twitter @mfa_russia) 

KONTENISLAM.COM - 

Ramai-ramai protes ke Zelensky, tentara Ukraina ternyata tak diberi amunisi, makanan dan dibiarkan mati. (Twitter @mfa_russia) 

KONTENISLAM.COM - Tentara Ukraina beramai-ramai melakukan protes melalui unggahan video yang ditujukan ke Presiden Volodymyr Zelensky. 

Protes ini dilatarbelakangi tidak adanya dukungan logistik berupa makanan, amunisi dan atau artileri.

Video-video protes banyak bermunculan dan memang secara sengaja diunggah oleh tentara Ukraina. 

Melalui unggahan video yang ditujukan ke Presiden Zelensky, mereka juga mengkonfirmasi akan mundur secara tidak sah dari medan perang sambil menjelaskan alasannya.

Salah satu video protes diunggah oleh tentara Ukraina di Donbass yang mayoritas datang dari Severodonetsk dan Lisichansk, wilayah yang dinilai menjadi medan pertempuran paling brutal di Donbass.

Alasan-alasan soal tidak adanya stok logistik ini dinilai amat ironis. Sebab, seperti diketahui, bantuan dari Barat terus mengalir ke Ukraina.

Bahkan total bantuan ini melampaui nilai anggaran militer tahunan Ukraina pada 2022 yaitu  US$12 miliar. 

Ditambah, AS baru-baru ini menggelontorkan bantuan militer senilai US$20 miliar lagi untuk Ukraina. 

Nilai ini belum terhitung bantuan militer yang disumbangkan oleh warga sipil.

Untuk itu para prajurit Ukraina terus mempertanyakan bagaimana bisa bantuan yang nilainya amat fantastis ini tidak dapat menyelesaikan masalah angkatan bersenjata Ukraina.

Hingga akhirnya, berdampak pada keengganan pasukan Ukraina untuk meneruskan perang di garis depan, lalu meninggalkan pasukan serta mengkritik komandan mereka sendiri.

Salah satu video yang sempat ramai adalah video pada 28 April lalu yang diunggah oleh Brigade Serangan Lintas Udara ke-79, yang menceritakan kebrutalan komandan mereka, di mana mereka dibiarkan mati dan ditinggalkan di hutan.

“Kami duduk di sana selama lima atau enam hari dan para komadan meninggalkan kami. Lalu kami dijadikan pembelot karena kami selamat. Ada banyak mayat yang masih tergeletak di lubang itu,” ucap mereka seperti dikutip dari laman RT pada Minggu, 19 Juni 2022.

Menurut pengakuan, mereka berulang kali telah meminta bantuan tetapi komadan memaksa untuk terus melawan menghadapi tank-tank Rusia meski tak memiliki amunisi yang cukup.

Dalam beberapa bulan terakhir, kritik terhadap komando Angkatan bersenjata Ukraina memang sering terjadi.

Menurut kesaksian Brigade pertahanan teritorial ke-115, prajurit mereka tidak melewati pelatihan apapun tentang cara menggunakan senjata artileri dan mortir serta bagaimana bersembunyi di bawah tanah.

“Kami hanya dikirim ke kematian. Tidak ada kepempimpinan dalam pertempuran, tidak ada komandan tempur tidak ada rasa hormat terhadap orang-orang,” ucap tentara Severodonetsk melal
Tentara Ukraina beramai-ramai melakukan protes melalui unggahan video yang ditujukan ke Presiden Volodymyr Zelensky. 

Protes ini dilatarbelakangi tidak adanya dukungan logistik berupa makanan, amunisi dan atau artileri.

Video-video protes banyak bermunculan dan memang secara sengaja diunggah oleh tentara Ukraina. 

Melalui unggahan video yang ditujukan ke Presiden Zelensky, mereka juga mengkonfirmasi akan mundur secara tidak sah dari medan perang sambil menjelaskan alasannya.

Salah satu video protes diunggah oleh tentara Ukraina di Donbass yang mayoritas datang dari Severodonetsk dan Lisichansk, wilayah yang dinilai menjadi medan pertempuran paling brutal di Donbass.

Alasan-alasan soal tidak adanya stok logistik ini dinilai amat ironis. Sebab, seperti diketahui, bantuan dari Barat terus mengalir ke Ukraina.

Bahkan total bantuan ini melampaui nilai anggaran militer tahunan Ukraina pada 2022 yaitu  US$12 miliar. 

Ditambah, AS baru-baru ini menggelontorkan bantuan militer senilai US$20 miliar lagi untuk Ukraina. 

Nilai ini belum terhitung bantuan militer yang disumbangkan oleh warga sipil.

Untuk itu para prajurit Ukraina terus mempertanyakan bagaimana bisa bantuan yang nilainya amat fantastis ini tidak dapat menyelesaikan masalah angkatan bersenjata Ukraina.

Hingga akhirnya, berdampak pada keengganan pasukan Ukraina untuk meneruskan perang di garis depan, lalu meninggalkan pasukan serta mengkritik komandan mereka sendiri.

Salah satu video yang sempat ramai adalah video pada 28 April lalu yang diunggah oleh Brigade Serangan Lintas Udara ke-79, yang menceritakan kebrutalan komandan mereka, di mana mereka dibiarkan mati dan ditinggalkan di hutan.

“Kami duduk di sana selama lima atau enam hari dan para komadan meninggalkan kami. Lalu kami dijadikan pembelot karena kami selamat. Ada banyak mayat yang masih tergeletak di lubang itu,” ucap mereka seperti dikutip dari laman RT pada Minggu, 19 Juni 2022.

Menurut pengakuan, mereka berulang kali telah meminta bantuan tetapi komadan memaksa untuk terus melawan menghadapi tank-tank Rusia meski tak memiliki amunisi yang cukup.

Dalam beberapa bulan terakhir, kritik terhadap komando Angkatan bersenjata Ukraina memang sering terjadi.

Menurut kesaksian Brigade pertahanan teritorial ke-115, prajurit mereka tidak melewati pelatihan apapun tentang cara menggunakan senjata artileri dan mortir serta bagaimana bersembunyi di bawah tanah.

“Kami hanya dikirim ke kematian. Tidak ada kepempimpinan dalam pertempuran, tidak ada komandan tempur tidak ada rasa hormat terhadap orang-orang,” ucap tentara Severodonetsk melalui unggahan video yang ditujukan ke Presiden Zelensky. [Democrazy/hops]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close