KONTENISLAM.COM - Ahli hukum tata negara Refly Harun menyoroti Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang mengetengahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) sebagai Calon Presiden (Capres).
Hal ini lantaran JK menyebut duet pemersatu bangsa berubah dari yang sebelumnya Anies-Puan dan kini menjadi Airlangga-Puan.
Baca Juga: Bikin JIS dan Sukses Gelar Formula E, Anies Dianggap Tidak Lebih Hebat dari Ganjar dan Ridwan Kamil: Menurut Saya Kebangetan
"Jadi jangan-jangan benar juga peringatan hati-hati sama JK, we dont know exactly, tapi intinya menarik ya karena jangan lupa JK masih belongs to Golkar Party, sementara Anies hanya orang dekat," ucapnya dikutip dari Channel YouTube Refly Harun Official, Selasa (19/7/2022).
Refly menyebut pernyataan itu akan mematik pertanyaan apakah JK lebih cenderung ke orang dekat daripada ke partai yang pernah ia menjadi pengurus atau ketua umum.
"Apakah ke orang dekat atau ke partai," imbuhnya.
Refly menambahkan bahwa ketika pasangan Airlangga-Puan yang diambil untuk maju ke Pilpres 2024, maka itu akan sangat lemah.
"Kalau dasarnya elektanilitas hari ini maka pasangan ini sangat lemah baik Puan Maharani maupun Airlangga Hartarto, karena tidak pernah bisa masuk 6 besar survei," ucapnya.
Advokat ini membeberkan daripada memilih Airlangga-Puan, ia lebih condong ke Anies.
"Kalau menurut perhitungan saya, ketimbang dia memilih Airlangga dan Puan, ya saya kira barangkali cenderung memilih Aies soal kedekatan rasanya jadi pertanyaan bahwa JK ini menyebut itu sebagai basa basi politik karena dia berada di Golkar," paparnya.
Sebelumnya JK membeberkan sosok duet yang dinilainya bisa menjadi pemersatu bangsa.
Akan tetapi sosok tersebut bukanlah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua DPR RI Puan Maharani.
Menurut JK, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Puan Maharani cocok menjadi duet pemersatu bangsa.[wartaekonomi]
