KONTENISLAM.COM - Menko Polhukam Mahfud MD meminta mantan sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu, untuk membaca dengan cermat.
Hal itu terkait dengan pernyataan Mahfud MD terkait penyebar Islamophobia di Indonesia adalah Abu Janda, bukan pemerintah.
Dari pernyataan yang dilontarkan Mahfud MD di salah satu universitas belum lama ini, Said Didu menyimpulkan bahwa Islamophobia memang ada di Indonesia dan dibiarkan pemerintah.
Atas tanggapan tersebut, Mahfud MD meminta Said Didu untuk membaca terlebih dahulu sebelum berkomentar. Ia juga mengatakan bahwa Said Didu selalu salah.
Said Didu mengucapkan terima kasih atas julukan selalu salah itu dan menilai ada dua standing position Menko Polhukam itu, yaitu sebagai ilmuwan dan pejabat pemerintah.
“Prof @mohmahfudmd yth, terima kasih atas julukannya bhw "saya selalu salah",” tulis Said Didu di akun Twitter-nya pada Rabu (27/7).
“1) Jika pernyataan Bpk tsb pernyataan sbg Professor sepertinya tdk sesuai dg etika ilmuwan. 2) jika pernyataan Bpk tsb sbg Menko sepertinya pernyataan tsb hanya cocok bagi pjbt di negara otoriter,” lanjutnya.
Mantan sekretaris BUMN itu menilai jika Mahfud MD berbicara sebagai ilmuwan, maka hal itu tidak sesuai dengan etika ilmuwan.
Sementara itu, jika berbicara sebagai pejabat negara, maka pernyataan tersebut disimpulkan sebagai pejabat di negara yang otoriter.[wartaekonomi]
