KONTENISLAM.COM - Politisi Partai Ummat Mustofa Nahra Wardaya menyoroti kasus yang menjerat pegiat media sosial Denny Siregar yang tak jelas proses hukumnya hingga saat ini.
Seakan putus atas kasus Denny Siregar ini, Mustofa pun menyebut pengadilan akhirat.
"Saya yakin, ntar @Dennysiregar7 mati juga. Sampai ketemu pengadilan akherat," ucapnya dikutip dari Twitter pribadinya, Jumat (22/7/2022).
Cuitan Mustofa ini menanggapi cuitan dari warganet yang menyebut kasus Denny Siregar ini sudah terlalu lama menguap.
"Kasus ini sudah begitu lama? umat islam terus tagih kapan si bajingan Syiah @Dennysiregar7 ini di Proses? salam Presisi!," ucap akun @bintangku206.
Diketahui Denny Siregar pernah menyebut foto santri pesantren dengan kata 'adek calon teroris'.
Diketahui Polda Jawa Barat telah asus ujaran kebencian Denny Siregar terhadap santri Tahfidz Quran Daarul Ilmi.
Polda Metro Jaya mengaku telah menerima berkas pelimpahan kasus tersebut.
"Untuk kasus Denny Siregar siregar benar telah dilimpahkan Polda Jabar ke Polda Metro Jaya. Kemudian saat ini masih dilakukan pendalaman," ucap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan kepada wartawan, Kamis 13 Januari 2021.
Kasus ini dilimpahkan buntut dugaan tindak pidana yang dilakukan Denny terjadi pada wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Zulpan memastikan pihaknya akan menindaklanjuti kasus tersebut.
Mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan tersebut mengklaim pihaknya akan bekerja secara profesional. Namun, dia minta diberi waktu agar penyidik mendalaminya.
"Kami akan menanganinya secara profesional sekarang masih dilakukan pendalaman oleh penyidik," ujar dia.
Untuk diketahui pegiat media sosial Denny Siregar dilaporkan ke Polres Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Laporan itu terkait unggahannya di media sosial yang diduga menghina santri cilik dari sebuah pesantren di wilayah tersebut.
Pihak kepolisian membenarkan adanya laporan terhadap Denny. Laporan dibuat oleh Ustaz Ruslan. Namun, polisi tak merinci nomor laporannya.
Denny disebut dilaporkan terkait unggahannya di media sosial.[wartaekonomi]
