KONTENISLAM.COM - Pakar hukum, Dr. Muhammad Taufiq, menyoroti penggunaan senjata Glock 17 yang digunakan Bharada E untuk menembak Brigadir J hingga tewas.
Dr. Muhammad Taufiq menyinggung soal peraturan Kapolri tentang kepimilikan senjata api terbaru bahwa senjata jenis Glock tidak mungkin dipegangkan ke anggota polisi yang berpangkat Bharada.
“Yang namanya Glock itu tidak mungkin dibawa, ditenteng, apalagi dipakai oleh anggota polisi yang berpangkat Bharada, karena itu bukan senjata murahan,” ujar Muhammad Taufiq di acara dialog yang ditayangkan di kanal YouTube Refly Harun pada Selasa (19/7).
Ia menyoroti bahwa senjata Glock 17 yang merupakan buatan Austria digunakan di hampir semua institusi kepolisian dan tentara.
Harga senjata tersebut juga tidak murah dan senjata jenis itu pasti dipegangkan ke anggota kepolisian yang memiliki jabatan Perwira.
“Itu (Glock 17) harganya lebih dari 100 juta. Jadi tidak mungkin seorang prajurit menggunakan senjata itu, pasti itu Perwira,” ujar Muhammad Taufiq.
Oleh karena itu, pakar hukum ini mengatakan terkait penggunaan senjata Glock 17 oleh Bharada E dalam kasus tersebut harus ditelusuri.
Kasus baku tembak polisi antara Brigadir J dan Bharada E di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo mendapat perhatian publik usai keluarga Brigadir J menemukan sejumlah kejanggalan di jasad putra mereka.[wartaekonomi]
