KONTENISLAM.COM - Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar mengatakan bahwa beban Indonesia semakin berat dengan adanya proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Musni mengatakan, Indonesia harus menanggung bengkaknya biaya pembangunan proyek tersebut menggunakan APBN. Padahal sebelumnya, dijanjikan tanpa APBN.
"Semakin berat beban Indonesia. Janji kereta api Jakarta - Bandung tidak pakai APBN. Faktanya pakai APBN. Belum lagi China Minta RI Tanggung Biaya Bengkak Proyek Kereta Cepat," kata Musni di akun Twitternya, Kamis (28/7/2022).
Cuitan Musni itu kemudian dibalas oleh pegiat media sosial, Jhon Sitorus. Menurut Jhon, pembengkakan biaya proyek pembangunan infrastruktur adalah hal biasa.
Terpenting, kata dia, proyek angkutan umum massal itu bisa segera rampung.
"Pembengkakan biaya untuk proyek megastruktur adalah hal biasa. Tak masalah entah dari APBN atau pinjaman atau skema lain, yang pasti tahun depan 100 persen rampung," ucapnya.
Ia lantas menyindir Musni tak perlu malu menggunakan kereta tersebut jika nanti sudah selesai.
"Kalau mau ke Bandung, enggak usah malu-malu ya naik aja. Seperti MRT yang telah kau nikmati, bukan sekadar stadion yang jarang dipakai rakyat," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, China berharap agar pembengkakan biaya dalam pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ditanggung oleh pemerintah Indonesia melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Target penyelesaian pun molor dari tahun 2019 mundur ke tahun 2022. Belakangan, targetnya mundur lagi menjadi 2023. [wartaekonomi]
