KONTENISLAM.COM - Pengamat politik Universitas Indonesia, Rocky Gerung, membahas pernyataan Surya Paloh dalam pidatonya baru-baru ini.
Pidato tersebut diberikan Surya Paloh saat menerima gelar doktor honoris causa atau doktor kehormatan dari Universitas Brawijaya Malang.
Dalam pidato itu, Surya Paloh menyinggung sehebat apapun kekuasaan seseorang atau sekelompok orang pasti akan berakhir juga.
Rocky Gerung menilai pernyataan tersebut lagi-lagi sepertinya ditujukan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.
Dari banyaknya ketua-ketua umum partai dan politisi senior, sosok Megawati lah yang paling memungkinkan dimaksud oleh Surya Paloh.
Apalagi belakangan ini hubungan antara Surya Paloh dan Megawati kerap kali dibaca publik sebagai hubungan yang tampak kurang harmonis.
Rocky Gerung menyimpulkan bahwa ada kemungkinan Surya Paloh tidak mau menemui Puan Maharani yang sempat diperintahkan Megawati untuk melakukan safari politik.
“Karena dianggap ibu beliau (Puan Maharani) itu kurang akrab dengan NasDem,” ujar Rocky Gerung di kanal YouTube-nya pada Selasa (26/7).
Selain itu, di balik istilah politik identitas yang juga disinggung Surya Paloh dalam pidatonya, di belakangnya ada politik dendam kesumat.
“Nah ini pentingnya kita teruskan tadi analisisnya bahwa politik identitas di belakangnya sebetulnya ada politis dendam kesumat,” ujar Rocky Gerung.[wartaekonomi]
