Ucapan Anies Diungkit "Maju Kotanya, Bahagia Warganya", Eh.. Disindir Guntur Romli: Jakarta Dikuasai Anies Baswedan Tambah Amburadul!

 

KONTENISLAM.COM - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli menyoroti soal angka kemiskinan di Jakarta yang justru naik disaat angka kemiskinan Indonesia mulai berkurang signifikan.

Berpacu pada Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah penduduk miskin di Ibu Kota memang kian bertambah.

 

Hal tersebut ditanggapi oleh Guntur Romli melalui akun Twitter pribadinya. Dalam cuitan di akun Twitternya, Guntur Romli menyebut bahwa di masa kepemimpinan Anies Baswedan, permasalahan di Jakarta semakin menumpuk.


Guntur Romli menambahkan, warga miskin di Jakarta juga justru semakin bertambah. Seperti data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta yang mengungkap jumlah penduduk miskin di Ibu Kota bertambah 3.750 atau sekitar 4,69 persen dari total jumlah penduduk Jakarta. Dengan kenaikan itu, warga miskin di Jakarta total ada 502,04 ribu orang.


"Jakarta dikuasai @aniesbaswedan tambah amburadul kotanya & tambah miskin warganya," ucap Guntur Romli melalui akun Twitter pribadi miliknya, Sabtu (16/7).


Sementara itu, wargnet juga turut memberikan menanggapi perkara tersebut. Salah satunya akun @harya_b***.


"Beban biaya hidup makin tinggi sedangkan bantuan banyak dikurangi dan ga tepat sasaran," ucapnya.


Akun @Prihandon*** juga mengungkit ucapan yang pernah dijanjikan Anies Baswedan.


"Bukankah DAHULU DIA BERKATA: MAJU KOTANYA, BAHAGIA WARGANYA," imbuhnya.


Seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/7), diketahui bahwa data kenaikan warga miskin Jakarta tersebut berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022. Salah satu penyebab kenaikan angka kemiskinan di Jakarta karena Covid-19.


Kepala BPS DKI Anggoro Dwitjahyono mengatakan bahwa perkara angka kemiskinan di Jakarta yang meningkat lantaran dampak dari pandemi Covid-19 yang belum pulih.

 

"Bertambahnya jumlah penduduk miskin ini di antaranya disebabkan penurunan daya beli masyarakat karena dampak pandemi Covid-19," ungkap Anggoro Dwitjahyono.


Selain itu, diketahui juga bahwa konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar untuk menghitung tingkat kemiskinan di Jakarta. Dengan pendekatan itu, BPS menilai kemiskinan merupakan ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non-makanan yang diukur dari sisi pengeluaran atau belanja.


Anggoro Dwitjahyono juga mengatakan turunnya daya beli warga juga dipicu adanya tingginya inflasi di periode September 2021 hingga Maret 2022. Kenaikan inflasi disebut mencapai 1,78 persen. Kenaikan juga terjadi pada kelompok makanan di mana harga naik 3,51 persen.[wartaekonomi]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close