KONTENISLAM.COM - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menyoroti reaksi publik jika peristiwa yang menewaskan Brigadir Yoshua atau Brigadir J berbuntut persoalan perselingkuhan.
Hal tersebut ditanggapi Refly Harun melalui akun YouTube pribadi miliknya. Dalam videonya, Refly Harun mengatakan bahwa publik jangan langsung menunjukkan reaksi kekecewaan.
Refly Harun juga menuturkan bahwa selama kasus ini masih diselidiki pihak yang berwenang, hak keadilan harus tetap dibela.
"Ya jangan juga ya. Kita harus bela dulu yang pertama adalah hak yang meninggal. Tentu hak yang meninggal itu adalah untuk mendapatkan keadilan. Kedua, keluarga mendapatkan keadilan. Tentu juga Putri Sambo kalau seandainya memang betul ada kasus pelecehannya. Tapi ingat pelakunya sudah meninggal," tutur Refly Harun melalui video di akun YouTube pribadi miliknya, dikutip Rabu (3/8).
Kemudian, Refly Harun juga mengungkapkan bahwa hak keadilan harus terus dibela apalagi yang bersangkutan telah tiada.
"Karena pelakunya sudah meninggal kan tidak signifikan lagi ditelusuri lebih jauh. Kalaupun memang itu ada ya nanti setelah kasus penembakan ini atau pembunuhan berencana ini yang kemudian diproses lebih lanjut. Nanti baru ketahuan motifnya apa," ungkap Refly Harun.
Selain itu, Refly Harun juga menyebut soal motif dari peristiwa itu yang belum terkuak.
"Misalnya apakah memang dia (Bharada E) menembak untuk membela diri atau karena dia disuruh. Jadi ada dalang atau aktor intelektualnya. Kan begitu harusnya," imbuh Refly Harun.
Sementara itu, tanggapan dari Refly Harun itu ditujukan pada salah satu warganet yang turut memberikan tanggapannya dalam siaran langsung di akun YouTube Refly Harun.
"Kalau kasusnya hanya masalah perselingkuhan dengan drama yang begitu panjang, penduduk satu bumi akan kecewa. Saya mewakili warga bumi berharap ada kasus besar di balik penembakan itu," ujarnya. [wartaekonomi]
