Edwin menceritakan bahwa di awal kasus pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat diumumkan, ada dua laporan polisi.
Dua laporan tersebut dibuat oleh Bharada E dan Putri Candrawathi. Tapi tidak ada laporan untuk kematian Brigadir J.
“Di awal ketika peristiwa ini diumumkan, itu ada dua laporan polisi. Laporan polisi tentang pencabulan, laporan polisi tentang percobaan pembunuhan,” ujar Edwin di kanal YouTube Refly Harun pada Kamis (18/8).
Laporan pencabulan atau pelecehan seksual dibuat oleh istri mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Sementara itu, laporan tentang percobaan pembunuhan dibuat oleh Bharada Eliezer atas inisiatif dari pihak kepolisian.
“Yang laporan percobaan pembunuhan itu, itu LPA. LPA itu artinya yang buat laporan adalah inisiatif dari polisi,” ujar Edwin.
Beberapa waktu usai informasi kematian Brigadir Yoshua dirilis ke publik, Bharada Eliezer dan Putri Candrawathi disebut meminta perlindungan ke LPSK.[wartaekonomi]
