KONTENISLAM.COM - Pegiat media sosial Rudi Valinka membandingkan kecepatan aparat TNI dan Polri dalam mengatasi permasalahan internal.
Menurut Rudi Valinka, kepolisian sangat lambat dibanding TNI dalam merespon penyelesaian masalah.
Hal itu disampaikan Rudi Valinka lewat akun Twitter pribadinya, pada Kamis 18 Agustus 2022.
"Kelebihan TNI dibanding Kepolisian dalam management Kasus internal adalah soal kecepatan respon penyelesaian masalah, sudah banyak contoh kasus2nya," ujar Rudi Valinka.
"Kepolisian sangat lambat hingga menyebabkan makin banyaknya isu2 liar yg beredar. Semoga pak @ListyoSigitP mampu belajar," pungkasnya.
Kelebihan TNI dibanding Kepolisian dalam management Kasus internal adalah soal kecepatan respon penyelesaian masalah.
Sudah banyak contoh kasus2nya.
Kepolisian sangat lambat hingga menyebabkan makin banyaknya isu2 liar yg beredar.
Semoga pak @ListyoSigitP mampu belajar https://t.co/x4a7hyfkiX
— RUDI VALINKA (@kurawa) August 18, 2022
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mencatat terdapat total sementara 35 anggota Polri yang diduga tidak profesional mengusut kasus pembunuhan Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Hal itu, usai polisi memeriksa 63 anggota polisi. Dedi mengatakan anggota Polri yang diduga melanggar etik penanganan kasus Brigadir J terus bertambah. Tercatat, 35 anggota sudah dinyatakan melakukan ketidakprofesionalan.
Dedi menjelaskan jumlah tersebut usai penambahan lima penyidik Polda Metro Jaya yang dianggap melanggar. Sehingga, lanjut Dedi, puluhan anggota tersebut diduga kuat ikut andil dalam menghilangkan bukti CCTV.
Dia menambahkan sedangkan untuk yang berstatus terperiksa jumlahnya mencapai 63 anggota. Mereka diduga terlibat di rangkaian pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.[wartaekonomi]
