KONTENISLAM.COM - Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menyoroti pernyataan dari politikus PDI Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul terkait acara pernikahan putri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lantaran ijab kabulnya dengan bahasa arab.
Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu mengatakan bahwa adanya serangan terang-terangan yang dilakukan Ruhut Sitompul.
Said Didu juga bahkan mengungkapkan bahwa serangan tersebut berbasis pada suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
"Mereka sudah sangat terbuka menyerang berbasis SARA," ungkap Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya, dikutip Selasa (2/8).
Sebelumnya, tanggapan dari Said Didu tersebut sekaligus membalas cuitan dari warganet yakni dengan nama akun @BuronanPo***. Akun tersebut kerap mencatumkan cuitan Ruhut Sitompul dan Mega Tjoeng yang sama-sama menyinggung aqidah atau yang berkaitan dengan pegangan kepercayaan.
"Bung @ruhutsitompul @mega_tjoeng. Ale berdua Jagan suka lompat pagar apalagi udah menyinggung masalah Aqidah??," ucapnya.
Akun tersebut juga menuturkan bahwa Ruhut Sitompul dan Mega Tjoeng seakan menginginkan adanya perang antaragama. Hal itu membuat akun tersebut berani menantang Ruhut Sitompul jika memang menginginkan adanya perang.
"Sepertinya Ale berdua pegen perang Antar agama, kalau pegen Ale umumkan saja tanggal dan waktunya ?? Bole kita beda politik, tapi Jgn maikan isu Agama, SARA," imbuhnya.
Sebelumnya, Ruhut Sitompul menyindir pernikahan putri Anies Baswedan yang menggunakan bahasa arab saat prosesi ijab kabul. Padahal, menurut Ruhut Sitompul, Anies Baswedan kerap mengaku-ngaku sebagai orang asli Jogyakarta.
"Baru Aku ta’u yg suka ngaku2 Asli Jokya itu, bahasanya Bahasa Arab," ucap Ruhut Sitompul melalui akun Twitter pribadi miliknya, dikutip Senin (1/8).
Kemudian, Ruhut Sitompul juga mengungkapkan bahwa Anies Baswedan terkesan mengungkap sesuatu dengan tidak sengaja yang akhirnya terbongkar.
"Ha ha ha Oh ho kau ketahuan Sip deh Maturnuwun Sukron nie ye MERDEKA," imbuh Ruhut Sitompul.[wartaekonomi]
