KONTENISLAM.COM - Akademisi Rocky Gerung menyinggung mengenai Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memerintahkan kepada anak buahnya agar Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(RKUHP) dibahas bersama masyarakat.
Namun, Rocky Gerung menganggap bahwa Jokowi plin-plan mengenai RKUHP ini, karena sebelumnya dia menyuruh agar penyelesaiannya dipercepat.
"Jadi pak Jokowi itu bicara pada dinding, dia sendiri yang menginginkan ini dipercepat, sekarang dia anggap bahwa ini belum saatnya," bebernya yang dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (5/8).
Jokowi menginginkan agar masyarakat betul-betul paham mengenai 14 masalah dalam RKUHP, namun alasan sebutulnya penundaan ini disinyalir karena keributan.
"Karena ada ribut, jurnalis ribut, LSM ribut, pejuang HAM ribut, dosen-dosen tata negara ribut, lalu seolah-olah ini belum cukup sosialisasi," ungkapnya.
Rocky Gerung menyebutkan bahwa dari awal, sosialisasi mengenai RKUHP memang sengaja dibuat sempit, hanya orang-orang tertentu yang diundang.
"Memang dari awal sosialisasinya cuma dibikin sempit, kan kalau saya bicara dengan temen-temen universitas gak ada tuh yang pernah diundang ikuti sosialisasi," ungkapnya.
Dia mengatakan bahwa kemungkinan yang diundang dalam sosialisasi hanya 7-8 universitas yang telah dipilih oleh pemerintah.
"Paling cuma 7-8 universitas, itu pun dicari universitas yang mudah disogok oleh pemerintah kan, jadi ini sosialisasi yang disembunyikan karena gak mau ketahuan," pungkasnya.[wartaekonomi]
