KONTENISLAM.COM - Pegiat media sosial Jhon Sitorus mengomentari Irjen Ferdy Sambo yang memenuhi panggilan penyidik Tim Khusus Bareskrim Polri untuk diperiksa sebagai saksi terkait kasus terbunuhnya Brigadir J.
Diketahui, Irjen Ferdy Sambo yang merupakan jenderal bintang dua, diperiksa oleh Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi yang merupakan jenderal bintang satu.
Jhon Sitorus pun mempertanyakan apakah yang melakukan pemeriksaan bisa leluasa tanpa tekanan melakukan pemeriksaan terhadap pangkat yang lebih tinggi.
Hal itu disampaikan Jhon Sitorus lewat akun Twitter pribadinya, pada Jumat 5 Agustus 2022.
"Secara psikologi, apa tim penyelidik bisa dengan leluasa TANPA TEKANAN memeriksa jenderal bintang 2 yg dikawal kombes dan perwira lain?," ujar Jhon Sitorus.
Lebih lanjut, dia juga menduga pemeriksaan yang dilakukan Ferdy Sambo hanyalah formalitas.
"Tentu tidak Bisa jadi pemeriksaan hanya sekadar formalitas, apalagi dilakukan secara tertutup," pungkasnya.
Secara psikologi, apa tim penyelidik bisa dengan leluasa TANPA TEKANAN memeriksa jenderal bintang 2 yg dikawal kombes dan perwira lain?
Tentu tidak
Bisa jadi pemeriksaan hanya sekadar formalitas, apalagi dilakukan secara tertutup
— Jhon Sitorus (@Miduk17) August 5, 2022
Sebelumnya, Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo akhirnya muncul ke publik saat menghadiri pemeriksaan di Bareskrim Polri, pada Kamis 4 Agustus 2022.
Ferdy Sambo mengucapkan belasungkawa atas kematian Brigadir J di rumah dinasnya. Meski begitu, dia mengatakan kejadian tersebut berkaitan dengan perbuatan Brigadir J.
“Semoga keluarga diberikan kekuatan. Namun, semua itu terlepas dari apa yang telah dilakukan Yoshua kepada istri dan keluarga saya,” ujar Ferdy Sambo seperti dikutip dari Channel YouTube salah satu TV Swasta.
Lebih lanjut, Ferdy Sambo juga menyampaikan permohonan maaf kepada institusi polri atas insiden tersebut.
“Saya selaku ciptaan Tuhan menyampaikan permohonan maaf kepada institusi Polri,” pungkasnya.[wartaekonomi]