Jokowi menginginkan agar tidak hanya melakukan swasembada beras yang telah berhenti impor selama tiga tahun terakhir, namun juga bahan pangan lain seperti Jagung.
"Insyaallah kita sudah tidak impor jagung dalam 2-3 tahun ke depan. Seperti beras yang sudah 3 tahun kita tidak impor," kata Jokowi yang dikutip dari CNN.
Indonesia sudah mengalami kemajuan dalam produksi jagung, dulu 7 tahun harus melakukan impor 3,5 juta ton, sekarang hanya sekitar 800 ribu ton.
Said Didu mempertanyakan pernyataan Jokowi yang disinggungnya sebagai janji baru, lantaran pada tahun 2018 presiden mengatakan swasembada jagung.
"Janji baru lagi? Dulu katakan akan swasembada jagung 2018. Data BPS 2022 bhw kita sdh ekspor jagung. Semoga kejujuran di Negeri ini bisa kembali," ucapnya yang dikutip dari Twitter @msaid_didu, Selasa (16/8).
Sementara itu pada tahun 2021 ekspor jagung mengalami penuruan dibandiing tahun sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor jagung di Indonesia sebesar 2.539 ton dengan nilai US$4,24 juta.
Namun, 3 tahun lagi disebut ketika presiden Indonesia telah berganti, jadi jika masih Jokowi yang menjabat kemungkinan impor jagung belum akan berhenti.
"3 th lagi maksudnya kalo presidennya sudah ganti..kalo presidennya masih beliau ini ya ngga bakalan," cuit akun Twitter fird***. [wartaekonomi]