KONTENISLAM.COM - Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Martin Simanjuntak mendesak istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi bertanggung jawab atas laporan pelecehan seksual yang dialamatkan kepada almarhum Yoshua. Menurut Martin, Putri telah memfitnah Brigadir J.
“Bu Putri Candrawathi harus bertanggung jawab untuk menjelaskan laporan palsu dia. Kenapa dia harus bertanggung jawab, karena sudah melakukan fitnah terhadap almarhum,” kata Martin saat diwawancara salah satu stasiun televisi swasta dikutip pada Jumat (19/8/2022).
“Setidaknya adalah dugaan laporan palsu, penghalangan penyidikan, lalu penyiaran pemberitaan bohong dan juga pencemaran nama baik. Nah ini semua harus dipertanggungjawabkan,” sambungnya.
Sebelumnya, tim kuasa hukum keluarga Brigadir J sudah memberikan waktu 24 jam bagi Putri untuk memberikan klarifikasi atas kasus Brigadir J. Putri pun kini terancam dipidana karena pengacara keluarga Brigadir J menduga Putri Terlibat dalam skenario suaminya.
“Kami sudah memberikan kesempatan kepada Bu Putri Candrawathi satu kali duapuluh empat jam, tapi ini tidak ditangkap dengan baik padahal Putri Candrawathi ini pakai pengacara yang kondang, hebat,” ucapnya.
Di samping itu, pengacara Kamaruddin Simanjuntak pergi ke Kota Jambi untuk meminta tanda tangan kuasa dari pihak keluarga Brigadir J guna melaporkan Irjen Ferdy Sambo dan Putri Chandrawathi. Hal ini terkait dengan laporan pelecehan seksual terhadap Putri oleh Brigadir J.
Kamaruddin mengatakan, pihaknya akan melaporkan balik Putri dan Sambo ke Bareskrim Polri.
“Dalam rangka mengambil surat kuasa atau minta tanda tangan surat kuasa. Karena kita peringatkan Ibu Putri supaya sadar tapi tak mau sadar. Jadi kita mau melaporkan dia,” kata Kamaruddin dikutip dari acara Kabar Petang tvOne, Jumat (19/8/2022).
Menurut Kamaruddin, pihaknya telah menyiapkan lima surat kuasa yang ditandatangani keluarga Brigadir J.
“Saya sudah siapkan lima surat kuasa, yaitu surat kuasa melapor balik di mana beliau sama Ferdy sambo membuat laporan palsu dengan mengatakan almarhum melakukan pelecehan seksual, kemudian mengatakan almarhum menodongkan senjata. Padahal itu tidak benar,” jelasnya.[wartaekonomi]
