Terungkap Misteri Dibalik Sarung Tangan Hitam dan Pistol HS 9 Ferdy Sambo, Kini Sang Jenderal Jadi Tersangka

Satu persatu misteri pembunuhan Brigadir J mulai terungkap ke permukaan.

KONTENISLAM.COM - Terungkap misteri dibalik sarung tangan hitan atau warna gelap dan pistol HS 9, saksi bisu pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.  

Babak baru kematian Brigadir J perlahan menguak tabir yang ditutupi oleh dalang pembunuhan Brigadir J.

 

Satu persatu misteri pembunuhan Brigadir J mulai terungkap ke permukaan.

 

Di tengah-tengah kasus pembunuhan Brigadir J, kini muncul misteri sarung tangan yang diduga dipakai Ferdy Sambo.

 

Awalnya bersama dengan para ajudannya, Ferdy Sambo tengah berada di Mabes Polri.

 

Tak lama kemudian rombongan istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi (PC) yang juga bersama dengan para ajudan di antaranya Brigadir J, KM, Brigadir RR, dan Bharada E.

 

Ferdy Sambo menemui istrinya tersebut untuk memastikan kejadian pelecehan yang dialami Putri Chandrawathi oleh Brigadir.

 

Lalu Ferdy Sambo memanggil Brigadir RR atau Brigadir Ricky Rizal untuk membunuh Brigadir J namun dirinya menolak.

 

Setelah itu, Bharada E dipanggil untuk diminta harus menembak Brigadir J sebab sudah melukai harkat dan martabat keluarganya.

 

Pistol HS 9 yang selalu dibawa oleh Brigadir J, diminta oleh Brigadir RR atas perintah Ferdy Sambo.

 

Ferdy Sambo kemudian mendapat pistol HS 9 tersebut dan diisi olehnya magasin hingga penuh.

 

Setelah semua rencana skenario siap, rombongan Putri Candrawathi bersama dengan empat orang lain menuju ke rumah dinas Ferdy Sambo.

 

Tepat sebelum masuk ke kediaman, Ferdy Sambo tampak mengenakan sarung tangan berwarna gelap dan membawa pistol HS 9.

 

Ada seorang saksi pada saat itu yang melihat langsung Ferdy Sambo tak sengaja menjatuhkan pistol kemudian segera ia pungut.

 

Saat masuk ke dalam rumah dinas, pada bagian ruang tengah sedang ada Ferdy Sambo, Brigadir RR, KM, dan Bharada E.

 

Sementara itu, Putri Candrawathi berada di dalam kamar depan dan Brigadir J tengah ada di ruangan lain.

 

Tak lama kemudian Yoshua dipanggil oleh FS, dan saat Brigadir J duduk. Bharada E diminta oleh Ferdy Sambo untuk menembak rekannya tersebut.

 

Sempat ragu untuk menembak, saat Bharada E diteriaki oleh Ferdy Sambo sebanyak tiga kali untuk menembak.

 

Bharada E melepas pelatuknya dan disitulah skenario tembak menembak terjadi menurut penuturan Ferdy Sambo.

 

Keterangan terkait Brigadir J dipanggil Ferdy Sambo juga sama dengan yang dikatakan pihak Polri.

 

Polri menyebut sebelum peristiwa penembakan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J berada di pekarangan rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

 

Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto mengatakan berdasarkan keterangan saksi kejadian, Brigadir Yoshua sempat dipanggil ke dalam rumah saat dipanggil oleh Ferdy Sambo.

 

"Semua saksi kejadian menyatakan Brigadir Yoshua, almarhum, tidak berada di dalam rumah, tapi di taman pekarangan depan rumah. Almarhum J masuk saat dipanggil ke dalam oleh FS," ungkap Agus kepada wartawan, Jumat 12 Agustus 2022. [TerasGorontalo]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close