Fahri mengatakan bahwa perebutan kekuasaan seperti Pilpres dan Pemilu merupakan bentuk perkembangan peradaban manusia.
Itu karena, manusia pada zaman dahulu memperebutkan kekuasaan dengan berperang dan dalam perang tak dipungkiri ada tipu dayanya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam Pemilu pun ada tipu dayanya sehingga kecurangan dan tipu menipu dalam Pemilu memang ada.
“Makanya kalau kita menyesalkan adanya kecurangan dan tipu menipu dalam Pemilu itu salah kamar itu,” ujar Fahri di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club yang tayang pada Senin (26/9).
Hanya saja, terdapat perbedaan antara perebutan kekuasaan dengan perang bersenjata dan perebutan kekuasaan dengan cara Pemilu.
“Cuma beda perang antara Pemilu, kita mengupayakan agar perang itu sedamai mungkin karena tidak ada darah, tidak ada senjata di situ dan kita meregulasi dalam satu perspektif bahwa Pemilu itu hanya relevan dalam masyarakat demokrasi,” ujar Fahri.
Dalam sistem Pemilu, masyarakat membuat regulasi atau aturan terkait Pemilu itu sendiri sehingga Pemilu memang diidentikkan dengan masyarakat demokrasi. [wartaekonomi]