KONTENISLAM.COM - Mantan sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu, menanggapi adanya upaya membuat anggota PKI menjadi korban.
Upaya tersebut tampak dalam fenomena Kongres Partai Komunis Indonesia (PKI) yang hingga saat ini terakhir terjadi pada tahun 2015 di Banyumas Jawa Tengah.
Dalam salah satu sambutannya di sebuah acara di Universitas Muhammadiyah Malang 2017 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara tersirat mengungkap dugaan kebangkitan PKI.
Said Didu menanggapi artikel dugaan upaya membuat anggota PKI sebagai korban. Ia mempertanyakan apakah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan umat Islam harus meminta maaf ke PKI.
“Jika mereka memutuskan bhw PKI adalah korban, berarti TNI dan umat islam harus minta maaf ke PKI ?” ujar Didu melalui akun Twitter-nya pada Kamis (22/9).
Didu lantas menyoroti ada kecenderungan keputusan yang mengorbankan anggota PKI dalam peristiwa di tahun 1965 itu.
“Kalau lihat komposisi Timnya ada kecenderungan bhw mereka akan putuskan bhw peristiwa thn 1965, bhw PKI adalah korban,” lanjutnya.
Jika mereka memutuskan bhw PKI adalah korban, berarti TNI dan umat islam harus minta maaf ke PKI ?
Kalau lihat komposisi Timnya ada kecenderungan bhw mereka akan putuskan bhw peristiwa thn 1965, bhw PKI adalah korban. https://t.co/UdXq8P0rKQ
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) September 21, 2022
Peristiwa berdarah pembunuhan sadis dan keji sejumlah anggota TNI terjadi pada 30 September 1965 dan disebut sebagai peristiwa G30S-PKI.[wartaekonomi]
