
KONTENISLAM.COM - Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022), akibat membengkaknya subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Pada tahun 2022, anggaran subsidi serta kompensasi bahan bakar membengkak tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502 triliun, sehingga pemerintah terpaksa mengurangi subsidi BBM.
Melansir dari Detik, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan membicarakan tentang peralihan ke kendaraan listrik, akibat dari pembengkakan pemakaian BBM beserta subsidi.
Warganet dengan akun Twitter @PartaiSocmed menduga bahwa peralihan pada kendaraan listrik merupakan upaya pemerintah untuk membantu industri mobil China.
"Indonesia diperkirakan akan cukup membantu industri mobil China jika program peralihan ke kendaraan listrik yg progresif berjalan mulus."
"Dimulai dari pengurangan subsidi BBM dan mengalihkannya menjadi subsidi kendaraan listrik," imbuhnya yang dikutip dari Twitter, Senin (19/9).
Saat ini, banyak pabrik mobil listrik di China yang terancam bangkrut, ini diakibatkan oleh kebijakan pemerintah kepada industri terkait.
Pemerintah pusat dan daerah di China dulu memberikan subsidi yang sangat besar untuk industri mobil listrik, bahkan nilai subsidi setiap unit lebih tinggi dari biaya produksi.
"Akibatnya terjadilah moral hazad, produsen berlomba memproduksi sebanyak2nya mobil listrik dgn modus penjualan fiktif," jelasnya.
"Tujuannya hanya untuk dapat uang subsidi. Setelah subsidi dihapus maka banyak yg bangkrut karena tidak punya pasar yg riil," pungkasnya.
Akibatnya terjadilah moral hazad, produsen berlomba memproduksi sebanyak2nya mobil listrik dgn modus penjualan fiktif. Tujuannya hanya untuk dapat uang subsidi. Setelah subsidi dihapus maka banyak yg bangkrut karena tidak punya pasar yg riil. https://t.co/kYxcU0mKsz
— #99 (@PartaiSocmed) September 19, 2022
Pada tahun 2022, anggaran subsidi serta kompensasi bahan bakar membengkak tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502 triliun, sehingga pemerintah terpaksa mengurangi subsidi BBM.
Melansir dari Detik, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan membicarakan tentang peralihan ke kendaraan listrik, akibat dari pembengkakan pemakaian BBM beserta subsidi.
Warganet dengan akun Twitter @PartaiSocmed menduga bahwa peralihan pada kendaraan listrik merupakan upaya pemerintah untuk membantu industri mobil China.
"Indonesia diperkirakan akan cukup membantu industri mobil China jika program peralihan ke kendaraan listrik yg progresif berjalan mulus."
"Dimulai dari pengurangan subsidi BBM dan mengalihkannya menjadi subsidi kendaraan listrik," imbuhnya yang dikutip dari Twitter, Senin (19/9).
Saat ini, banyak pabrik mobil listrik di China yang terancam bangkrut, ini diakibatkan oleh kebijakan pemerintah kepada industri terkait.
Pemerintah pusat dan daerah di China dulu memberikan subsidi yang sangat besar untuk industri mobil listrik, bahkan nilai subsidi setiap unit lebih tinggi dari biaya produksi.
"Akibatnya terjadilah moral hazad, produsen berlomba memproduksi sebanyak2nya mobil listrik dgn modus penjualan fiktif," jelasnya.
"Tujuannya hanya untuk dapat uang subsidi. Setelah subsidi dihapus maka banyak yg bangkrut karena tidak punya pasar yg riil," pungkasnya.
Akibatnya terjadilah moral hazad, produsen berlomba memproduksi sebanyak2nya mobil listrik dgn modus penjualan fiktif. Tujuannya hanya untuk dapat uang subsidi. Setelah subsidi dihapus maka banyak yg bangkrut karena tidak punya pasar yg riil. https://t.co/kYxcU0mKsz
— #99 (@PartaiSocmed) September 19, 2022
[wartaekonomi]