Gerindra Ngarep Jokowi Dampingi Prabowo, P3S: Irasional dan Bikin Geli - KONTENISLAM.COM Berita Terupdate

Gerindra Ngarep Jokowi Dampingi Prabowo, P3S: Irasional dan Bikin Geli

Gerindra Ngarep Jokowi Dampingi Prabowo, P3S: Irasional dan Bikin Geli  

KONTENISLAM.COM - Harapan Partai Gerindra agar Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto, benar-benar irasional dalam dimensi politik Indonesia.

Ini disampaikan Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menanggapi wacana yang disodorkan salah satu kader Partai Gerindra dewasa ini.

“Rumus dari mana itu saya juga bingung. Belum pernah ada dalam tradisi politik di Indonesia. Gubernur jadi wakil gubernur, Bupati jadi wakil bupat, lalu walikota jadi wali kota. Rasanya kok irasional,” tutur Jerry Massie kepada Disway.id Kamis 15 September 2022.

Logika politik dari keinginan Gerindra, sambung Jerry Massie memang hal yang lumrah, sejalan dengan turunan aturannya yang memang belum ada.

Tapi, sambung Jerry, apakah rasional menggunakan pola politik seperti itu.

“Sebaliknya, Gerindra kok terkesan tidak percaya diri dengan Ketua Umumnya. Padahal sudah bolak-balik nyapres. Cobalah belajar dari kekalahan. Bagaimana mengemasnya agar menang, bagaimana merebut hati rakyat. Ya rada geli saja, membaca dan mendengarnya,” tutur Jerry.

Presiden Jokowi, sambung Jerry, sudah mengatakan berulang kali, menolak tiga periode. Dari penegasannya ini sebenarnya sudah bisa digambarkan dia tak akan berniat mencalonkan diri sebagai Presiden kembali.

“Meskipun konstitusi bisa diubah. Sejalan dengan kekuatan koalisi yang kini terbangun. Jadi presiden lagi saja gak mau, maju sebagai capres saja ditolak, ini kok disuruh mendampingi Prabowo sebagai Cawapres. Logika yang irasional,” jelasnya.

Jika Gerindra menggandeng Jokowi sebagai alat politik menjaring suara, menurut Jerry, posisi itu lebih masuk akal.

Relevan dengan fakta yang ada. Bahwa mantan Gubernur DKI itu memiliki loyalis yang signifikan dan bulat.

Jokowi memiliki kekuatan dalam menyatukan relawan, simpatisan seluruh Indonesia yang menyebar dari Sabang sampai Merauke. Sosoknya begitu berarti bagi masyarakat.

"Apa pun minus atau kekurangan Jokowi, di balik itu dia adalah politikus sejati. Jokowi mampu mengemas teori politik dengan gaya blusukan hingga membentuk citra yang identik. Dia mampu mempraktekannya dengan kemenangan, dari dua periode sebagai Wakil Kota Solo, Gubernur DKI hingga dua periode sebagai Presiden RI. Sempurna," papar Jerry.

Ia mengakui, gaya Jokowi menginspirasi banyak politikus muda maupun kawakan.

"Keterwakilan Jokowi adalah Kita, menjadi tagline yang mahal. Saya sebut dia master dalam hal teori dan praktik dalam berpolitik. Sebagai peneliti boleh dong sesekali saya memuji," tuturnya.

Dalam runutan fakta yang ada, Jerry tidak mengecilkan peran Prabowo yang kini duduk sebagai Menhan dan dicalonkan Gerindra sebagai bakal calon presiden lalu membandingkan dengan kekuatan Jokowi.

Sebaliknya Jerry menyarankan Prabowo, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Puan Maharani atau siapa pun yang berniat maju sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden untuk belajar dari langkah-langkah yang dilakukan Jokowi.

“Sulit untuk meng-copy paste Jokowi, sangat sulit. Dia punya karakter N'deso, sederhana, dan gaya khas. Saya menyarankan para kandidat berjalanlah dengan karakter sendiri. Pencitraan boleh, tapi jangan dibuat-buat deh. Karena pasti gagal," paparnya.

Jerry memastikan, Jokowi tak akan bersedia. Jokowi sudah tamat dalam urusan pencalonan.

"Sosoknya hanya untuk endorse. Kehadiran Jokowi dalam Pilpres dan Pemilu 2024 lebih pada penguatan dan pengaruh politik. Karena Jokowi memiliki kepentingan terhadap presiden mendatang. Salah satunya mewujudkan IKN dan pembangunan infrastruktur. Selebihnya tidak ada,” tutur Jerry.

Sejalan dengan fenomena ini, PDI Perjuangan pun akan tetap berjalan sendiri. PDIP adalah pemenang Pemilu dan Pilpres dua periode.

PDIP akan tetap mempertahankan dominasinya untuk melampaui catatan demokrasi di Indonesia.

Partai berlambang banteng itu akan tetap mencalonkan kadernya maju dalam Pilpres. Pilihannya hanya dua.

Ganjar Pranowo yang kian mewarnai lembaga survei, atau mencalonkan Puan Maharani dengan alasan klasik yakni trah Soekarno.

PDIP kata Jerry punya target. Punya keinginan menang tiga kali melampau rivalnya Partai Demokrat.

“Maka komitmen Batu Tulis itu pun hanya sebatas kenangan, karena sulit diwujudkan. Beda persoalan jika PDIP merasa tak bisa berbuat apa-apa lagi selepas Jokowi. Maka ketika ditanya apakah Jokowi bersedia jadi Cawapres? saya jawab irasional dan cukup bikin geli,” pungkas Jerry Massie. [disway]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close