KONTENISLAM.COM - Pegiat media sosial Lukman Simandjuntak membeberkan jejak mantan Ketua Umum (Ketum) Ganjarist Eko Kuntadhi yang kerap melontarkan kata-kata tidak pantas terhadap beberapa pemuka agama. Seperti Habib Rizieq Shihab, Ustadz Abdul Somad (UAS), hingga Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Hal tersebut ditanggapi Lukman Simandjuntak melalui akun Twitter pribadinya. Dalam cuitannya, Lukman Simandjuntak juga mengunggah judul pemberitaan yang menjadi jejak Eko Kuntadhi saat melontarkan kata tidak pantas.
Lukman Simandjuntak mempertanyakan perlakuan Eko Kuntadhi itu.
"Jejak digital Eko mengejek HRS, UAS, UAH dan skr Ustadzah Ning Imaz, masa sih mau dibiarkan saja?," ujar Lukman Simandjuntak melalui akun Twitter pribadi miliknya, Jumat (16/9).
Lanjut, Lukman Simandjuntak juga menyinggung posisi Nahdlatul Ulama (NU) yang juga punya kekuasaan di pemerintahan.
Selain itu, Lukman Simandjuntak menyebut bawa seharusnya dengan posisi yang berpengaruh itu, bisa menjebloskan Eko Kuntadhi ke dalam penjara.
"Dengan posisi NU di pemerintahan, mestinya bisa memasukkan provokator Islamophobia ini ke tahanan," pungkas Lukman Simandjuntak.
Diketahui, Eko Kuntadhi pernah menyebut HRS bukan siapa-siapa selain lelaki bermulut kasar dan doyan melanggar hukum.
Kemudian, Eko Kuntadhi menyerang UAH serta UAS. Lontaran terhadap UAS pada saat UAS ditolak pada saat akan mengunjungi Singapura.
Terakhir, Eko Kuntadhi melalui akun Twitter @_ekokuntadhi mengunggah video ceramah ustadzah ponpes asal Kota Kediri, Jawa Timur, tersebut.
Dalam video tersebut, Ning Imaz tengah menjelaskan tentang tafsir Surat Ali Imran ayat 14. Potongan video ini diunggah Eko dengan mencantumkan keterangan atau caption berupa ungkapan bernada kasar.
"Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan," bunyi keterangan video yang diunggah Eko Kuntadhi.
Jejak digital Eko mengejek HRS, UAS, UAH dan skr Ustadzah Ning Imaz, masa sih mau dibiarkan saja ? Dengan posisi NU di pemerintahan, mestinya bisa memasukkan provokator Islamophobia ini ke tahanan. ???? pic.twitter.com/fl8Cl2No3j
— Lukman Simandjuntak (@hipohan) September 14, 2022
[wartaekonomi]