Hal tersebut diungkap oleh pemimpin redaksi Narasi pada Minggu (25/9) di mana peretasan dialami oleh sejumlah anggota tim redaksi.
Untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian, tim redaksi meminta penerima pesan untuk mengabaikan pesan-pesan yang tidak terkait dengan kerja jurnalistik.
Mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menanggapi kabar diretasnya anggota tim redaksi Narasi.
Novel mempertanyakan siapa orang yang berpotensi menjadi pelaku peretasan itu. “Ini pelakunya siapa ya kira2 ?” ujar Novel melalui akun Twitter-nya pada Minggu (25/9).
Ia mengatakan bahwa untuk bisa melakukan peretasan berjamaah seperti yang terjadi pada tim redaksi Narasi, diperlukan alat khusus.
Hanya saja, alat khusus tersebut tidak bisa dimiliki secara sembarangan oleh warga sipil. “Utk bisa melakukan ini pasti perlu alat khusus, dan tdk sembarang org boleh memiliki,” lanjut Novel. [wartaekonomi]
