Nilai tukar rupiah pada hari ini, Rabu (28/9), terpantau berada di angka Rp15.236 per dolar Amerika Serikat (AS).
Fadli mengatakan bahwa turunnya nilai rupiah harus dilihat sebagai suatu hal yang serius karena menjadi penyebab dari kekacauan.
Pemerintah diharapkan belajar dari krisis moneter yang terjadi pada 1997-1998 yang menyebabkan krisis bidang lain seperti ekonomi, sosial, politik, hingga multi dimensi.
“Depresiasi rupiah harus dilihat serius. Ini biang penyakit. Pelajaran dr krisis 1997-1998, krisis moneter menjadi krisis ekonomi, krisis sosial, krisis politik n krisis multidimensi,” ujar Fadli melalui akun Twitter-nya pada Rabu (28/9).
Belajar dari sejarah tersebut, tak dapat dipungkiri potensi imbas dari krisis-krisis tersebut yaitu perubahan rezim atau pergantian kekuasaan.
“Lalu “regime change” pergantian kekuasaan. Tak ada “kedaulatan” mata uang akibat ekonomi liberal,” lanjut Fadli.
Ia menegaskan bahwa tidak ada kedaulatan mata uang karena adanya sistem perekonomian yang disebut ekonomi liberal. [wartaekonomi]