Terkait hal itu, para siswanya terpaksa menggunakan kios pasar sebagai lokasi belajar mengajar.
Hal itu ditanggapi Andi Sinulingga melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Andi Sinulingga menyindir halus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Andi Sinulingga juga mengherankan kondisi masih saja ada di tahun 2022.
"Tolong di atensi ya mas ganjar, mohon maaf ya, soalnya dah tahun 2022 kok ada sekolah gak punya gedung begitu. Mohon maaf ya mas," ujar Andi Sinulingga melalui akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (28/9).
Sementara itu, selama 14 tahun terakhir, sekolah itu hanya menginduk pada SMP satu atap. Namun, karena kegiatan pembelajaran tatap muka telah berjalan dan gedung SMP tengah direhab, SMK N 1 Karangjambu hanya mendapat dua kelas yang tidak cukup untuk pembelajaran.
Dilansir dari Detik, Kepala Sekolah SMKN 1 Karangjambu, Muhammad Mumfasil menegaskan bahwa para siswa sejak tahun 2008 belum pernah merasakan sekolah di gedung milik sendiri.
"Sudah 14 tahun dari awal 2008 sampai sekarang, kalau sarana ada, yang kami tidak punya gedung dan tanah, selama ini kami diberi empat ruang di SMP karena ada rehab jadi anak-anak belajar di rumah warga," ungkap Muhammad Mumfasil.
"Siswa kami 183, kelas 10 tiga kelas, kelas 11 dua kelas, dan kelas 12 satu kelas. Hari ini pindah ke kios Pasar Desa Purbasari, ada 22 kios yang dipinjamkan lebarnya masing-masing 3x3 meter," tambahnya.
Pihaknya bersyukur semangat warga Purbasari sangat tinggi untuk memperhatikan pendidikan. Sehingga mereka kemudian meminjamkan ruko milik desa untuk dijadikan sekolah sementara.
"Sekolah ini memang untuk mengakomodir warga yang kesulitan akses untuk mencapai sekolah di luar wilayah Kecamatan Karangjambu yang kondisinya di wilayah pegunungan yang jauh dari kota," ujarnya.
"Saat ini sekolah memang belum memiliki lokasi yang akan digunakan untuk dibangun sekolah, sehingga sekolah akan menggunakan ruko sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan," tutur Mumfasil. [wartaekonomi]