KONTENISLAM.COM - Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menyoroti pernyataan Ketua Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Lasarus yang menyentil klaim Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahwa 80 persen pembangunan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah kinerja ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurutnya, semua orang tahu bahwa Jokowi lebih sukses dibandingkan SBY, bahkan mengklaim masyarakat lebih bahagia di era Jokowi.
Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu menyinggung soal pernyataan bahwa era Jokowi membuat rakyat senang.
Said Didu bahkan menantang terkait pernyataan tersebut.
"Ayo yang happy angkat tangan," ungkap Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (21/9).
Sementara itu, Lasarus menyebutkan bahwa terkait keberhasilan Jokowi, jika dibandingkan dengan SBY, justru lebih sukses. Apalagi di bidang pembangunan dan infrastruktur.
"Kalau soal keberhasilan, termasuk dalam bidang pembangunan dan infrastruktur itu kan terukur, Jokowi lebih bagus. Semua orang tahu, Jokowi lebih sukses dibandingkan SBY," ungkap Lasarus.
"Ketika program berjalan sudah melalui persetujuan semua fraksi, termasuk fraksi partainya AHY. Kenapa sekarang lantas mempersoalkannya?," ucapnya.
Selain itu, Lasarus mengatakan, ada 29 bandara yang dibangun di era Jokowi.
"Kita ketahui saat ini pembangunan di desa sangat pesat. Dari ujung barat sampai timur, tanah Papua. Semua merata," ujar Lasarus.
Lasarus menegaskan pembangunan infrastruktur pada era pemerintahan Jokowi berjalan 'on the track' dan itu terlihat bagaimana dalam survei-survei kepuasan publik sangat besar kepada Jokowi, khususnya di bidang pembangunan infrastruktur.
"Kalau rakyat lebih happy dipimpin di era Pak Jokowi ketimbang SBY, itu karena mereka yang merasakan. Jadi jangan keki," tandasnya.
Ayo yang happy angkat tangan https://t.co/UfyhBO75iZ
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) September 19, 2022
[wartaekonomi]
