Jokowi menuturkan bahwa di masa mendatang, krisis pangan akan menjadi persoalan besar, ini kesempatan bagi startup agrikultur untuk menjadi solusi.
"Padahal kalau dilihat urusan krisis pangan ke depan akan jadi persoalan besar yang harus dipecahkan teknologi, itu adalah kesempatan," ujar Jokowi pada cara BUMN Startup Day.
Melansir dari Tempo, saat ini jumlah startup Indonesia yang bergerak di bidang agrikultur sekitar 4 persen, di bidang inancial technology alias fintech 23 persen, serta di bidang retail 14 persen.
Lukman Simandjuntak menyatakan bahwa solusi krisis pangan yang disampaikan Jokowi tidak berhubungan dengan minimnya jumlah startup agrikultur.
"Gak ada hubungan dgn startup, alias perusahaan rintisan berbasis teknologi utk dekatkan supply dgn demand (bukan sbg produsen)" jelasnya yang dikutip dari Twitter @hipohan, Selasa (27/9).
Untuk mengatasi krisis pangan, pemerintah seharusnya melakukan swasembada atau upaya pemenuhan kebutuhan nasional, seperti mengurangi impor.
"Krisis pangan kuncinya swasembada termasuk salah satunya kurangi impor, berdayakan lahan produktif, budayakan alternatif non-beras, juga food estate," pungkas Lukman. [wartaekonomi]
