Anies: Kita Ingin Indonesia Lebih Baik, Tak Cukup Lihat Hasil Survei Saja

 

KONTENISLAM.COM - Bakal calon presiden (Bacapres) Anies Rasyid Baswedan dari Koalisi Perubahan menyebutkan kita ingin Indonesia lebih baik dan maju, rakyatnya bahagia, pemerintahannya efektif, lalu tata kelola berjalan dengan baik.

Hal itu disampaikan Anies dalam wawancara eksklusif bersama Febby Mahendra Putra, Direktur Pemberitaan Tribun Network yang tayang di kanal YouTube @Tribunnews pada Jumat malam, 3 Maret 2023.
 
“Kita ingin itu semua. Terus ketika kita mencari orang untuk melaksanakan itu, kok cuma lihat angka survei ya? Dan media hanya melihat angka survei,” kata Anies dikutip KBA News, Minggu, 5 Maret 2023.

Nah kita ingin Indonesia lebih baik, pertanyaannya Indonesia lebih baik itu butuh orang yang seperti apa, butuh orang dengan gagasan apa, butuh orang dengan rekam jejak seperti apa, butuh orang yang selama ini mengerjakan apa.

“Kan kita ingin lebih baik. Tapi coba, semua media-media mainstream kita tidak ini diredusir jadi pertanyaannya tentang presentase,” tandasnya.

Dikatakan Anies, seseorang disebut sebagai potensial tidak tergantung angka surveinya saja. Jadi jangan diredusir dengan angka survei.

“Seseorang dengan gagasan, rekam jejak, dengan apapun kalau angka surveinya itu kecil, dia tidak dimasukkan di dalam deretan orang potensial,” demikian Anies menyoal.

Bakal capres yang didukung Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat ini, lantas mengajak untuk reflektif.  Kenapa Republik Indonesia ini didirikan dengan gagasan.

“Ketika kita memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, itu tidak dengan voting, yuk kita hitung jumlah banyak-banyak, terpilih bahasa Jawa kalau begitu,” jelasnya.

Orang Jawa yang banyak itu iya. “Tapi enggak tuh (pakai voting). (Melainkan) dimusyawarahkan,” tandasnya.

Lalu kenapa gagasan? Kita ingin sebuah bangsa yang ada kesetaraan, kita ingin sebuah bangsa yang punya daya rekat yang kuat oleh bahasa.

“Jadi sebuah Republik yang didirikan dengan gagasan oleh semua orang yang berkumpul di BPUPKI itu orang intelektual semua,” jelasnya memberikan perspektif sejarah berdirinya Republik Indonesia.

Dikatakan Anies, di saat 95 persen penduduk Republik ini buta huruf pada saat itu, lalu ada segelintir kecil orang di mana mereka membuat sebuah Republik yang setara.

“Bukan Republik untuk satu golongan, bukan Republik untuk golongan atas, golongan ningrat, tidak,” tegas mantan menteri era pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) ini.

Kenapa? Karena jelas Anies lebih lanjut, kita tempatkan gagasan, rekam jejak sebagai barang utama. Bukan angka saja.

“Nah saya mengajak, mari kita dorong agar percakapan 5 tahunan ini menjadi percakapan yang lebih substantif,” tuturnya.

Kenapa Anies kemudian menyampaikan itu, kata Anies kita ini dalam sebuah perjalanan menuju cita-cita Republik.

“Kita berangkat sebagai bangsa yang 95 persen buta huruf, sekelompok orang terdidik kaum cendekiawan masa itu memutuskan merdeka,” sebutnya.

Lalu mereka menuliskan di dalam sebuah rangkaian pesan narasi yang namanya Pembukaan Undang-Undang Dasar 45. “Itu dahsyat,” ujar Anies.

Dikatakan itu, untuk melindungi setiap tumpah darah, memajukan ksesehateraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, terlibat ketertiban dunia, dan ujungnya meraih keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Itu kalimat penutupnya,” imbuh Anies seraya menegaskan bahwa untuk menuju sana tiap 5 tahun sekali.

Anies mengibaratkan dengan sebuah perjalanan satu grup dalam sebuah pengembaraan di hutan. Maka setiap 1 kilometer kita berhenti.

“Buka kompasnya tadi titik berangkatnya sana, ini mau ke sana yuk, habis itu tentukan ketua kelompoknya siapa sekarang untuk perjalanan 5 tahun ke depan, tentukan lagi ketuanya siapa untuk 5 tahun ke depan (berikutnya),” demikian ilustrasi Anies.

Mantan Rektor Universitas Paramadina dan pendiri Indonesia Mengajar itu menegaskan 5 tahun ke depan itu bukan soal 5 tahun kemarin, 10 tahun kemarin, 15 tahun kemarin. Tapi soal cita-cita Republik.

“Jadi menurut saya sudah saatnya kita secara serius membicarakan Indonesia mau ke mana,” tandasnya.

Gagasan apa yang ditawarkan, rekam jejak apa yang dibawa, karena kita berbicara tentang masa depan sebuah bangsa yang besar, sumber daya yang luar biasa banyak.

“Jadi ketika kita berbicara tentang mencari orang yang menjadi ketua kelompok ini, ini bukan sekadar banyak-banyakan. Nanti kalau sudah menjadi siapapun kandidat, otomatis akan dapat suara kok,” tegasnya.

Menurut Anies, hal seperti itu menjadi tugas partai politik dan media untuk bertanya. Kemudian mengelaborasi, sehingga dengan begitu 5 tahun ini dan rencana 5 tahun ke depan itu menjadi sinkron antara apa yang mau diraih sebagai Republik.

“Dan siapa-siapa saja yang akan diberikan tugas untuk meraih itu. Kira-kira gitu,” demikian Anies.

Sumber: kba

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam | Ikuti Kami di Facebook: Politik Indonesia | Flow Twitter Kami: @kontenislam_com | Folow Threads: https://www.threads.net/@kontenislam

Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close