Reza Indragiri Cium Operasi di Balik Teddy Minahasa Harus Divonis Salah: Ini Perang Bintang

 

KONTENISLAM.COM - Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel memberi tanggapan atas duplik yang dibacakan oleh Irjen Teddy Minahasa di persidangan lanjutan di PN Jakarta Barat, Jumat, 28 April 2023.

Dalam hal ini, Reza membenarkan adanya upaya kriminalisasi terhadap Teddy Minahasa dalam kasus narkoba yang menderanya. Kata dia, ini patut dicurigai atas perintah dan tekanan pimpinan Polri.  

"Sejak Oktober tahun lalu, saya berspekulasi ada operasi tertentu yang mengharuskan TM divonis bersalah. Lewat sesi demi sesi persidangan, spekulasi saya itu seakan terbuktikan oleh banyaknya loopholes dalam kerja penyidik sebagaimana diartikulasikan JPU di ruang sidang," kata Reza Indragiri Amriel saat dihubungi wartawan, Sabtu 28 April 2023.

Reza menduga motif dari kriminalisasi terhadap Teddy Minahasa ini adalah adanya perang bintang di tubuh institusi Polri. Dan kata Reza, hal tersebut pun dibenarkan oleh Teddy Minahasa sendiri di persidangan pledoi beberapa hari lalu.

"Apa motif mengkriminalkan TM secara paksa itu? Perkiraan saya, perang bintang. Secara kebetulan, di dalam pledoinya TM membenarkan dugaan saya itu," ungkap Reza.

Sebelumnya, indikasi akan adanya perang bintang di tubuh Polri ini kembali disinggung oleh Teddy Minahasa saat membacakan jawaban atas replik Jaksa Penuntut Umum (JPU) atau pembacaan duplik di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jumat (28/4/2023).

Di sidang duplik tersebut Teddy Minahasa ungkap pengakuan Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Mukti Jaya akan adanya tekanan dari 'Pimpinan Polri' untuk menjatuhkan Teddy Minahasa. 

"Majelis Yang Mulia, tidak bermaksud menyimpang dari pokok-pokok persoalan dalam kasus ini tetapi hal ini perlu saya utarakan kembali terkait dengan penyampaian Direktur Reserse Narkoba dan Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Bapak Mukti Jaya dan Bapak Doni Alexander kepada saya, mereka membisikkan di telinga saya dan mengatakan 'mohon maaf Jenderal, mohon ampun Jenderal ini semua atas perintah pimpinan'," ungkap Teddy di persidangan.

"Mengisyaratkan ada tekanan atau desakan dari pimpinan dalam tanda kutip, 'agar saya tersesat dalam kasus ini'," simpul Teddy.

Dengan lugas Teddy Minahasa pun ungkapkan bahwa perang bintang atau persaingan tidak sehat di tubuh Polri yang nyata dan benar adanya.

"Karena itu patutlah saya menarik suatu kesimpulan bahwa di internal Polri telah terjadi persaingan yang tidak sehat, atau adanya nuansa perang bintang sebagaimana dilansir oleh berbagai media massa arus utama pada beberapa waktu yang lalu," tambahnya.

Menurut Teddy, adanya perang bintang di tubuh Polri bahkan sudah dirasakan masyarakat. Menguatkan pernyataan tersebut Teddy mengutip hasil survei indikator politik Indonesia pada 27 November 2022, bahwa dari 67 persen responden yang tahu tentang pemberitaan kasus Teddy sebanyak 58,8 persen berpendapat bahwa adanya persaingan antarkelompok di dalam tubuh Polri yang tidak sehat.

Dengan demikian, Teddy Minahasa yakin bahwa dirinya telah menjadi korban kriminalisasi atas perintah dan tekanan pimpinan Polri. Akibat tekanan dan perintah 'Pimpinan Polri' ini, konspirasi dan rekayasa akan kasus narkoba yang mendera Teddy Minahasa dikatakan nyata dirasakan, bahkan bisa terlihat di persidangan.  

"Dari persepsi Jaksa Penuntut Umum ini semakin menguatkan tesis bahwa saya memang dibidik untuk dibinasakan dan pesanan atau industri hukum serta konspirasi itu benar-benar nyata dalam kasus ini," imbuh Teddy Minahasa. [poskota]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close