Ini Negara Baru Sasaran "Jebakan Batman" Utang China

Penampil berpakaian seperti petugas penyelamat berkumpul di sekitar bendera Partai Komunis selama pertunjukan gala menjelang peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China di Beijing (28/6/2021). (AP Photo/Ng Han Guan) 

KONTENISLAM.COM - Proyek Belt and Road Initiative (BRI) China kini menyasar ke Asia Tengah. Pekan ini Presiden Xi Jinping akan melakukan pertemuan puncak dengan para pemimpin dari lima negara Asia Tengah.

AFP melaporkan bahwa pertemuan dilakukan di kota barat Xi'an pada 18-19 Mei. China akan kedatangan Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Pertemuan kemungkinan mendorong maju jaringan transportasi. Termasuk jalur kereta api China-Kyrgyzstan-Uzbekistan senilai US$6 miliar (Rp88 triliun) yang telah lama terhenti dan perluasan pipa gas Asia Tengah ke China.
 
"Pendekatan China ke Asia Tengah sangat konsisten," kata direktur program Asia Tengah di Pusat Davis untuk Studi Rusia dan Eurasia Harvard, Nargis Kassenova, seraya menunjuk hubungan jangka panjang dalam keamanan, infrastruktur, dan pembangunan, dikutip Rabu (17/5/2023).

Asia Tengah sudah lama diketahui "akrab" ke Rusia. Namun, perang Presiden Vladimir Putin di Ukraina, mendorong negara-negara Asia Tengah lebih dalam ke "pelukan" China.

Tujuan China mendekati negara-negara Asia Tengah memang didorong oleh kekosongan yang ditinggalkan di negara-negara bekas Soviet oleh Rusia, yang terjerat sanksi Barat akibat perang Ukraina. Analis mengatakan bahwa perang Rusia di Ukraina telah semakin mengubah dinamika yang menguntungkan Beijing.
 
Ini membuat banyak negara di kawasan itu mempertanyakan hubungan lama mereka dengan Moskow. Kemudian negara-negara tersebut mencari jaminan ekonomi, diplomatik, dan strategis di tempat lain.

"Setelah agresi Rusia di Ukraina, republik-republik Asia Tengah mulai mengkhawatirkan kedaulatan mereka," kata peneliti di Observer Research Foundation di Mumbai, Ayjaz Wani.

Asia Tengah sendiri kini menjadi kunci bagi proyek BRI China yang bernilai triliunan dolar, sebuah proyek geopolitik yang menentukan untuk Xi. Sekitar 150 negara telah menerima dana China untuk membangun jalan, pelabuhan, rel kereta api, atau bendungan pembangkit listrik tenaga air.

Meski begitu, sebenarnya terobosan China ke Asia Tengah tidak selalu populer. Pada tahun 2019, protes pecah di Kazakhstancatas anggapan ekspansionisme China di negara tersebut.

Tahun berikutnya, seorang investor China yang telah berencana menggelontorkan hampir US$300 juta ke pusat perdagangan dan logistik di Kyrgyzstan, keluar dari proyek. Protes lokal menjadi penyebab.

Di satu sisi, Beijing mengatakan bahwa inisiatif tersebut bertujuan untuk memperdalam hubungan perdagangan yang bersahabat, terutama dengan negara berkembang. Tetapi para kritikus telah lama menuduh China memikat negara-negara berpenghasilan rendah ke dalam perangkap utang dengan menawarkan pinjaman besar yang tidak terjangkau.

Pembangunan China juga dipandang sebagai model di kawasan itu. Tetapi banyak yang khawatir bahwa pendekatan Beijing pada dasarnya ekstraktif.

Beijing mengatakan bahwa perdagangan dengan Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan mencapai US$70 miliar (sekitar Rp1.037 triliun) pada 2022. Ini meningkat 22% year-on-year pada kuartal pertama 2023. [cnbcindonesia]

Ikuti kami di channel Whatsapp : https://whatsapp.com/channel/0029VaMoaxz2ZjCvmxyaXn3a | 

Ikuti kami di channel Telegram : https://t.me/kontenislam


Download Konten Islam Di PlayStore https://play.google.com/store/apps/details?id=com.cleova.android.kontenislam

Ikuti Kami Di Goole News : Google News Konten Islam

close