PKS Anggap Langkah PSI Gaungkan Jokowisme Berlebihan dan Bahaya
KONTENISLAM.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggaungkan gagasan 'Jokowisme' yang berasal dari sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi). Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menganggap gagasan tersebut berlebihan dan berbahaya.
"Kebesaran seorang pemimpin tidak dinilai di zamannya. Bahaya jika ada pujian berlebihan pada pemimpin yang berkuasa," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali saat dihubungi, Sabtu (13/5/2023).
Menurut Mardani, gagasan 'Jokowisme' bisa memunculkan kecenderungan yang absolut sebab membenarkan semua kebijakan.
Dia mengatakan di era demokrasi saat ini semuanya perlu diperkuat dengan cara dikontrol dan menjaga keseimbangan.
"Bisa muncul kecenderungan absolut. Membenarkan semua kebijakan. Padahal di alam demokrasi kita perlu perkuat check and balances. Langkah yang berbahaya," ujarnya.
Apa Itu Gagasan 'Jokowisme'?
Gagasan Jokowisme diunggah PSI di akun media sosial mereka pada Jumat (12/5/2023) dengan keterangan bahwa Jokowisme adalah sebuah paham progresivitas Indonesia menuju sebuah negara bangsa yang maju, berkeadilan dan berdaulat dalam makna yang sesungguhnya
Wasekjen PSI Dedek Prayudi lebih lanjut mengajak seluruh pendukung Jokowi untuk menggemakan sebuah paham yang disebut Jokowisme. PSI menjelaskan maksud Jokowisme yang digemakan tersebut.
"Jokowisme adalah sebuah paham progresivitas Indonesia menuju sebuah negara bangsa yang maju, berkeadilan dan berdaulat dalam makna yang sesungguhnya," kata Dedek Prayudi yang kerap disapa Uki ini saat dihubungi.
Dalam penjelasannya tentang Jokowisme, Uki menyinggung kedaulatan salah satu sumber daya alam (SDA) Indonesia yang sedang banyak dicari untuk teknologi baterai, nikel. PSI memamerkan keputusan pemerintah melarang ekspor biji nikel mentah.
"Baru di era Pak Jokowi, Indonesia mengambil langkah berani menjaga kedaulatan hasil alam dari perut bumi Nusantara. Melalui Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2019, Indonesia melarang ekspor biji nikel mentah. Permen yang merupakan instrumen pendukung kebijakan hilirisasi nikel ini bermuara pada pengolahan nikel mentah di dalam negeri agar ada nilai tambah," ujar Uki.
"Indonesia yang dalam menjaga kedaulatan nikel ini terus ditekan oleh berbagai kekuatan, baik dalam dan luar negeri, tidak gentar berdiri kokoh di bawah kepemimpinan Pak Jokowi. Kemarin nikel sudah, kini bauksit akan diberlakukan hal yang sama," tambah Uki.
Uki mengilustrasikan keberhasilan kebijakan hilirisasi nikel ini dengan sudah dibangunnya 15 smelter nikel, salah satunya di Maluku Utara.
"Karena kebijakan hilirisasi, Maluku Utara sepanjang tahun lalu tumbuh 27%, tertinggi di dunia untuk level provinsi," ujar Uki.
Uki juga mengatakan bahwa Jokowisme berarti kemajuan Indonesia yang merata. Uki menjabarkan capaian pemerintahan Jokowi terkait pembangunan ekonomi.
"Begini, baru di era Jokowi orientasi pembangunan Indonesia tidak lagi Jawa-sentris melainkan Indonesia sentris. Tercatat, Indonesia telah menyelesaikan 66 Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam kurun 2019-2021 di mana distribusinya memperhatikan prinsip 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Maka nggak heran rasio nilai investasi PSN terhadap jumlah penduduk yang paling tinggi berada di Indonesia Timur, merujuk pada data Kemenko Ekonomi RI," ujarnya.
Menurut Uki, pembangunan berorientasi Indonesia sentris ini sudah berbuah manis, terutama di Indonesia Timur yang selama ini sering terlupakan.
"Ketimpangan tercatat menurun dari rasio gini 0,414 pada 2014 menjadi 0,381 pada 2022 kemarin. Pertumbuhan tertajam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga tercatat banyak ada di Timur Indonesia, yaitu Papua, Papua Barat dan ada juga Gorontalo," sebutnya.
"Padahal kalau cuma mau popularitas, ngapain capek-capek bangun Indonesia Timur, penduduknya cuma 10%. Mending fokus di Jawa-Bali, penduduknya 60% sendiri. Itulah yang membedakan politisi dan negarawan," imbuh Uki.
Menurut Uki, Jokowisme bukan hanya soal sosok Presiden Jokowi.
"Jokowisme adalah sebuah paham, sebuah gagasan. Jokowisme adalah sebuah ide besar tentang Indonesia yang hebat, Indonesia yang maju, Tanah Air yang membanggakan. Itu lah Jokowisme," kata Uki.
Senada dengan Uki, juru bicara PSI Ariyo Bimo menilai sosok Jokowi bukan sekedar presiden biasa.
Bimo menilai Jokowi hampir 10 tahun menunjukkan pada sebuah standar tertinggi kepemimpinan politik.
"Hal ini bahkan mendapatkan pengakuan dari negara lain," ucap Bimo.
"Bagi Indonesia, Pak Jokowi adalah ide besar, gagasan besar tentang keindonesiaan yang kita cita citakan. Pak Jokowi memperlihatkan pada kita semua Indonesia hebat, Indonesia maju dan membanggakan," imbuhnya. [detik]